Pentingnya Toleransi dalam Menghadapi Keberagaman

    462

    Hari Toleransi Internasional ditetapkan pertama kali pada tahun 1996 oleh Majelis Umum PBB berdasarkan resolusi 51/95. Putusan 16 November sebagai Hari Toleransi Internasional disetujui oleh negara-negara anggota PBB di konvensi tersebut. Pertemuan menetapkan Hari Toleransi Internasional merupakan tindak lanjut dari peringatan Tahun Toleransi PBB yang dirayakan pada tahun 1995. Perjanjian menjaga toleransi ini diproklamasikan dalam Majelis Umum PBB pada 1993 berdasarkan inisiatif UNESCO (tirto.id, 15/11/2021).

    Inisiasi menetapkan Hari Toleransi Internasional berlandaskan sejumlah kasus intoleransi yang terjadi di negara-negara di dunia, mulai dari diskriminasi, kasus intoleransi, kekerasan, konflik ras, ketidakadilan terhadap minoritas, dan sebagainya. Hal ini yang kemudian membuat urgensi toleransi itu perlu dilakukan segera lewat pemberdayaan masyarakat.

     

    Diversity is Strength

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, melalui survei penduduk yang dilakukan tahun 2010, Indonesia memiliki 1.128 suku bangsa. Struktur dan komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok suku bangsa menurut Sensus Penduduk 2010 memperlihatkan Suku Jawa yang berasal dari Pulau Jawa bagian tengah hingga timur sebagai kelompok suku terbesar dengan populasi sebanyak 85,2 juta jiwa atau sekitar 40,2 persen dari populasi penduduk Indonesia (indonesia.go.id, 3/12/2017).

    Mustaghfiroh Rahayu, dalam artikel berjudul Keragaman di Indonesia dan Politik Pengakuan (Suatu Tinjauan Kritis) (terbit tahun 2020) pada Jurnal Pemikiran Sosiologi menyebutkan bahwa keberagaman di Indonesia terbentuk dari lebih banyak varian daripada yang terjadi di Barat. Dalam varian itu, terdapat adat istiadat, hubungan dengan keturunan Tiongkok yang sudah tinggal di Indonesia sejak lama, dan pluralisme hukum yang menjadi warisan dari masa kolonial (Rahayu, 2020).

    Jadi, keberagaman di Indonesia dan negara-negara Asia secara umum berbeda dengan sejarah keragaman di negara-negara Barat, yang menghasilkan respon dan kebijakan yang tidak seluruhnya sama. Beberapa kebijakan mungkin menggunakan istilah yang sama, tapi pada praktiknya melalui proses dan memiliki makna yang berbeda.

    Penerapan toleransi dalam keberagaman yang ada di Indonesia ini akan membawa dampak positif dalam beberapa aspek. Misalnya dalam aspek keberagaman suku bangsa, ras, dan wilayah geografis. Bagaimana pengaruh keberagaman budaya Indonesia terhadap kegiatan pariwisata di Indonesia? Keberagaman budaya Indonesia mengambil andil besar dalam industri pariwisata sebagai daya tarik wisatawan, baik domestik atau mancanegara.

    Wisatawan yang berkunjung ke Indonesia bukan semata-mata karena kekayaan alamnya yang begitu indah, tapi juga karena Indonesia kaya akan budaya yang tidak selalu kita temui  di negara lain. Sebut saja, pesona Bali, Yogya dan Toraja yang sudah bukan rahasia umum lagi kalau tempat tersebut mendunia karena budayanya.

    Selain itu, sebagai bagian dari bangsa-bangsa yang ada di dunia, Indonesia menjadi unsur untuk memelihara kebudayaan manusia di dunia. Suatu kebudayaan terdiri dari berbagai macam hal yang berhubungan dengan daerah asalnya. Unsur-unsur budaya mulai dari bahasa, busana, tarian, kuliner, rumah adat, bahkan mitos-mitos dan ada kepercayaan yang berbeda. Beberapa budaya Indonesia yang telah diakui dunia sebagai warisan budaya diantaranya adalah pencak silat, batik, keris, perahu pinisi, gamelan, dan sistem irigasi persawahan tradisional asal Bali yang bernama subak.

     

    Diversity is Human Nature

    Toleransi perlu di tengah masyarakat yang berbeda-beda. Perbedaan adalah keniscayaan dalam masyarakat. Dari lahir, kita sudah diciptakan berbeda, entah itu keadaan fisik, sosial, dan latar belakang. Tidak ada manusia yang benar-benar sama dalam ketiga aspek tersebut, bahkan anak kembar sekalipun memiliki setidaknya satu atau dua sifat yang berbeda satu sama lain.

    Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan karena sebagai makhluk individu, kita mempunyai ciri-ciri khas tersendiri yang unik dan beragam. Keragaman individu maupun sosial adalah implikasi dari kedudukan manusia, baik sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Kita sebagai individu akan berbeda dengan seseorang sebagai individu yang lain.

    Demikian pula kita sebagai bagian dari satu masyarakat memiliki perbedaan dengan masyarakat lainnya. Pengenalan manusia terhadap eksistensi dirinya merupakan prasyarat mutlak untuk mengungkapkan kemampuan personal maupun nilai-nilai kolektif yang dibangun. Masyarakat dengan segala kemampuan yang dimiliki akan dicipta untuk meneguhkan nilai-nilai keanekaragaman di tengah-tengah kehidupan mereka. Keberagamaan bagi masyarakat akan menyadarkan dirinya bahwa eksistensi mereka satu dalam keanekaragaman ras, agama, budaya, dan nilai-nilai sosial.

    Dalam menuju kehidupan bermasyarakat yang aktif, Sikap toleransi mengajarkan kita untuk selalu berperilaku baik dan menerima perbedaan yang terdapat pada orang lain. Toleransi membuat kita tidak mudah marah, memaksakan pendapat, atau menolak pendapat orang lain yang berbeda. Sebaliknya, kita akan menghargai dan memahami perbedaan tersebut dengan baik.

    Kasus toleransi dengan segala jatuh-bangunnya dan perihal sikap masyarakat, satu hal yang saya tahu pasti, manusia adalah makhluk yang unik, satu sama lainnya bisa berbeda dalam berbagai hal. Namun, semua manusia memiliki hak dasar yang sama dan semuanya pantas untuk menikmatinya, apapun yang terjadi.

    Aturan utama dalam berperilaku manusiawi adalah toleransi, mengingat kita tidak akan pernah berpikir dengan cara yang sama. Darinya kita akan bisa melihat kebenaran dari sudut pandang yang berbeda.” – Mahatma Gandhi

     

    Referensi

    Jurnal

    Rahayu, Mustaghfiroh. 2020. Keragaman di Indonesia dan Politik Pengakuan (Suatu Tinjauan Kritis). Diakses dari https://jurnal.ugm.ac.id/jps pada 19 November 2021, pukul 22.30 WIB.

    Internet

    https://indonesia.go.id/profil/suku-bangsa/kebudayaan/suku-bangsa Diakses pada 19 November 2021, pukul 22.00 WIB.

    https://tirto.id/sejarah-dan-tema-hari-toleransi-internasional-pada-16-november-2021-glmm Diakses pada 17 November 2021, pukul 23.30 WIB.