Cuaca mendung di hari Minggu bulan Desember 2022 tak membuat warga dan para aktivis kota Depok menghentikan aksi demonstrasi mereka. Masyarakat Depok kecewa dengan perlakuan Pemkot Depok yang ingin menggusur SDN Pondok Cina 1.
Deolipa selaku juru bicara wali murid, menekankan bahwa mereka sepakat untuk menolak penggusuran dan alih fungsi SDN 1 Pondok Cina. Bagi Deolipa dan masyarakat lainnya, pendidikan itu adalah hal yang penting. Karena itu perlakuan Pemkot Depok yang ingin menghilangkan SDN 1 Pondok Cina sangat disesalkan.
Sebelumnya, Pemkot Depok berencana merelokasi SDN Pondok Cina 1. Lahan SDN Pondok Cina 1 akan dialihfungsikan oleh Pemerintah Kota Depok sebagai Masjid Raya Depok. Proses pengosongan SDN Pondok Cina 1 dilakukan oleh puluhan personel Satpol PP Depok pada hari Minggu pagi (11/12/2022) diwarnai ketegangan. Petugas yang hendak masuk untuk mengosongkan aset, dihadang oleh para orang tua siswa dan sejumlah elemen masyarakat. Ketegangan pun terjadi.
Ketegangan terjadi saat puluhan petugas Satpol PP kota Depok hendak merangsek masuk ke dalam lingkungan SDN Pondok Cina 1. Orang tua siswa menutup gerbang sekolah dan membuat blokade di depan pintu masuk. Pemerintah Kota Depok memberi klarifikasi bahwa pihaknya menegaskan tidak ada upaya penghapusan SDN Pondok Cina 1. Namun karena, lahan yang saat ini sudah beralih fungsi, maka siswa ditempatkan ke SDN Pondok Cina 3 dan 5 (Merdeka, 11/12/2022). Akibat sengketa tersebut, hingga saat ini tidak ada guru yang mengajar di SDN Pondok Cina 1. Walhasil, para pelajar akhirnya terabaikan tanpa ada aktivitas belajar mengajar.
***
Polemik ini bermula ketika Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan Walikota Depok, Mohammad Idris, memiliki cita-cita untuk membangun masjid megah dan membanggakan di pinggir jalan raya kota Depok. Ridwan Kamil lalu memerintahkan Wali Kota Depok mencarikan lahan kosong yang strategis untuk pembangunan masjid agung. Namun karena lahan kosong di Margonda sudah di atas Rp30 juta per meter, Ridwan Kamil minta ada aset Pemkot Depok yang bisa dialihfungsikan.
Pilihan jatuh pada SD Negeri Pondok Cina 1. Ridwan Kamil dan Wali Kota Depok berkunjung ke sana (14/2/ 2022), kemudian di bulan Juni, Wali Kota Depok menerbitkan surat ke Dinas Pendidikan tentang pengalihan fungsi sekolah itu, sekaligus usulan penghapusan SDN Pondok Cina 1 dari daftar inventaris Disdik.
Rencananya, awal tahun 2023 pembangunan masjid sudah bisa dimulai dengan dana APBD Provinsi Jawa Barat senilai Rp18,8 miliar (Republika, 15/11/2022). Mohammad Idris selaku Walikota Depok menyambut gembira gagasan pembangunan masjid tersebut dan bersikeras bahwa masjid agung tersebut harus ada di kota Depok. Namun, keinginan tersebut ditentang oleh wali murid. Bukan masalah pendirian rumah ibadahnya, tetapi ketika gedung SDN Pondok Cina 1 dirobohkan, Pemkot tak memiliki inisiatif untuk membangun baru gedung SDN Pondok Cina 1. Ini yang membuat masyarakat kesal.
Proyek Mercusuar
Pembangunan Masjid Agung Depok adalah impian dari Gubernur Jawa Barat dan Walikota Depok Yang paling ambisius. Mereka berdalih mendapat aduan dari masyarakat bahwa disekitar sana tidak ada masjid, sehingga mereka ingin menggusur SDN Pondok Cina 1 untuk diubah menjadi masjid.
Rencana ambisius ini ditentang oleh Imam besar Masjid Istiqlal, Prof. Nasaruddin Umar. Ia mengatakan bahwa jangan sampai pembangunan masjid menggusur gedung sekolah yang “sama pentingnya dengan rumah ibadah”. Masjid agung tersebut dibuat dengan arsitektur yang modern tanpa kehilangan sosok spiritual. Memiliki bangunan megah dan besar yang dapat dibanggakan oleh warga Depok dan kabarnya pembangunan masjid itu sendiri bisa menghabiskan dana awal Rp18,8 miliar yang diambil dari APBD.
Mimpi Pemerintah Kota Depok untuk memiliki masjid yang megah dan mentereng memang tak salah. Namun, jika fokus pembangunan tersebut hanya bergantung pada simbol-simbol kemegahan semata, tanpa melihat kebutuhan umum, pada akhirnya APBD tersebut terbuang sia-sia.
Kita masih ingat pemerintahan Orde Lama yang membangun monumen, gedung mewah, dan patung-patung yang luar biasa dari anggaran negara, tetapi tak bisa dinikmati oleh masyarakat banyak. Orang menyebut pembangunan semacam itu adalah “pembangunan mercusuar”. Dalam artian, pembangunan tersebut tidak memiliki nilai ekonomi secara langsung, tapi hanya menekankan sisi estetik atau bahkan untuk menunjukkan keagungan kota.
Politik Mercusuar yang digagas Presiden Sukarno telah membuat proyek-proyek spektakuler, seperti pembangunan Tugu Monas, Hotel Indonesia, stadion raksasa, dan patung-patung yang menghiasi kota. Proyek ini dibangun tak lain untuk menunjukkan kekuatan Indonesia dengan negara-negara lain dan semakin membuat posisi Indonesia di dunia international dapat diperhitungkan. Pola pembangunan mercusuar ini tentu saja mendapat kecaman dari berbagai kalangan. jelas, proyek mercusuar dianggap sebagai pemborosan uang negara.
Para pejabat yang menghabiskan uang untuk proyek mercusuar, memiliki pandangan bahwa pembangunan ornamen atau gedung yang dilihat oleh masyarakat luas, menjadi tanda kesuksesan mereka dalam membangun kota. Di sisi lain, mereka yang fokus pada proyek tersebut cenderung akan mengabaikan pembangunan atau proyek yang lebih fundamental dan diinginkan oleh masyarakat.
Kita bisa lihat di Kampung Ciputat, Desa Salamnunggal,Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih terdapat jembatan rusak parah (bahkan hanya tinggal kerangka), namun masih digunakan oleh masyarakat untuk beraktivitas. Setiap harinya, jembatan rusak itu masih menjadi andalan lantaran satu-satunya penghubung antara Kecamatan Cibeber dan Bojongpicung. Pengguna pun harus ekstra hati-hati ketika melintasi jembatan yang membentang sepanjang 50 meter, di atas Sungai Cisokan tersebut (Merdeka.com, 24/06/2022).
Jika kita menilik berita jembatan rusak di atas, siapapun akan berpikiran sama: pembangunan jembatan antar daerah jauh lebih penting ketimbang membangun gedung besar di daerah perkotaan Margonda! Tak perlu jauh-jauh melihat Cianjur, beberapa waktu lalu di media sosial ramai video mengenai rusaknya jalan di Kebon Kopi, Kota Depok (Kumparan, 05/03/2022).
Jalan rusak yang masih kerap dilalui pengendara itu membuat masyarakat kecewa karena sikap pemerintah yang lambat karena jalan itu tak kunjung diperbaiki. Karena kesal jalanan tak diperbaiki, komunitas KBSA Team dan warga setempat berinisiatif untuk memperbaikinya sendiri.
Berita tentang jalanan rusak di Depok dan jembatan hancur di Cianjur yang masih terjadi hingga saat ini menunjukkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Depok masih abai memikirkan pembangunan infrastruktur di daerahnya.
Padahal pembangunan infrastruktur sangat vital dan penting bagi masyarakat dan perekonomian daerah. Lalu mengapa mereka malah sibuk membangun masjid baru sampai mengorbankan pendidikan siswa SDN Pondok Cina 1?
***
Kondisi pendidikan kita hingga saat ini masih membutuhkan perhatian yang luas dari segenap masyarakat dan pemerintah. Masih banyaknya orang yang buta huruf, anak putus sekolah, dan juga gedung sekolah yang memprihatinkan, membuat masyarakat berharap agar uang pajak yang mereka berikan, serta membantu revitalisasi sarana pendidikan.
Pembangunan sekolah memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Pajak-pajak yang dibayarkan secara pribadi kepada pemerintah seyogyanya menjadi pertanda bahwa masyarakat mempercayai bahwa pemerintah akan membangun infrastruktur pendidikan yang sedikit banyak akan berpengaruh pada hidup mereka.
Memperbaiki infrastruktur pendidikan sangatlah penting. Masyarakat tentu tidak akan keberatan menyerahkan pajak mereka untuk dibangunkan gedung sekolah atau perbaikan mutu lembaga pendidikan di daerahnya, toh untuk masa depan anak-anak mereka juga, tetapi pandangan yang seperti demikian, tidak terjadi di Kota Depok.
Proyek mercusuar dibangun oleh pemerintah atau pejabat daerah memiliki tujuan agar daerah mereka diperhatikan oleh orang lain. Pemerintah Jawa Barat dan Depok ingin membuat opini publik bahwa jika masyarakat merasa bangga dengan pembangunan proyek tersebut, artinya sang pejabat sudah ‘berhasil’ dalam membangun kota atau daerahnya. Dan, kebanggaan pada pembangunan proyek mercusuar tersebut menjadi modal kampanye untuk mengejar jabatan politik mendatang.
Sangat disayangkan memang jika pajak yang dibayarkan oleh warga Depok dikelola untuk proyek-proyek yang tak memiliki dampak langsung pada perekonomian masyarakat. Seolah masyarakat hanya menjadi objek untuk diambil pajaknya dan dibangunkan sebuah gedung bagus yang tak lain bertujuan meningkatkan citra publik si pejabat.
Saya tidak mengatakan bahwa pembangunan masjid tidak penting, namun jumlah masjid di Depok sudah cukup banyak. Kementerian Agama mencatat bangunan masjid mencapai 706 di Kota Depok dan Jawa Barat sendiri menempati posisi pertama sebagai provinsi paling banyak gedung Masjid dan mushala dengan jumlah 58.979 bangunan.
Menimbang banyaknya rumah ibadah di Kota Depok dan Jawa Barat, akan lebih bijaksana jika uang APBD tersebut disalurkan untuk membangun infrastruktur atau merehabilitasi gedung-gedung sekolah. Saya yakin jika Pemerintah Kota Depok dan Jawa Barat memprioritaskan infrastruktur pendidikan, khususnya beasiswa bagi pelajar yang tidak mampu. Impian Jabar maju dan berakhlakul karimah akan tercapai dalam tempo 20 tahun mendatang. Alokasikan uang warga untuk pembangunan strategis, bukan dihamburkan untuk proyek-proyek mercusuar yang tujuannya hanya meningkatkan citra semata.
Referensi
https://www.beritasatu.com/news/1007727/polemik-sdn-pondok-cina-1-wali-kota-depok-bakal-dipolisikan/amp. Diakses pada 26 Januari 2022, pukul 02.39 WIB.
https://www.merdeka.com/jabar/jadi-akses-andalan-begini-potret-warga-cianjur-bertaruh-nyawa-lalui-jembatan-rusak.html. Diakses pada 26 Januari 2022, pukul 12.28 WIB.
https://www.merdeka.com/peristiwa/pemkot-depok-sdn-pondokcina-1-tidak-dihapus-hanya-pindah-lokasi.html. Diakses pada 26 Januari 2022, pukul 02.44 WIB.
https://m.kumparan.com/amp/berita_viral/jalan-rusak-di-depok-tak-kunjung-diperbaiki-warga-inisiatif-tambal-sendiri-1xckLKh7ewF. Diakses pada 26 Januari 2023, pukul 12.30 WIB.
https://ruzka.republika.co.id/posts/188462/depok-akan-bangun-masjid-di-jalan-margonda-tipenya-masjid-agung-atau-masjid-jami-ini-penjelasannya. Diakses pada 26 Januari 2022, pukul 11.50 WIB

Reynaldi adalah seorang aktivis muslim moderat yang tertarik untuk mengembangkan ide-ide mengenai toleransi, kemanusiaan, kebebasan, dan kerukunan antar umat beragama. Email: adisuryareynaldi@gmail.com