Meyelami Makna Kesetaraan

205
Sumber gambar: https://fee.org/articles/what-the-american-founders-meant-by-equality

Artikel Dasar Libertarianisme kali ini membahas mengenai kesetaraan (equality). Galang Taufani, Editor Pelaksana Suara Kebebasan, mengangkat pembahasan mengenai hal ini dari artikel “What the American Founders Meant by Equality,” yang ditulis oleh Dan Sanchez.*

Konsep kesetaraan (equality) telah menjadi banyak gagasan besadar dalam berbagai konstitusi di dunia, tetapi apa yang dipromosikan oleh sebagian besar kaum egaliter modern ini masih jauh dari jenis kesetaraan yang dirujuk oleh para filsuf sebenarnya.

Banyak orang saat ini menggunakan “kesetaraan” untuk menolak variasi kualitas di antara individu, atau dalam kecenderungan kualitatif yang dihasilkan di antara sekumpulan individu yang serupa. Mereka mengutuk setiap pengakuan perbedaan bakat, kemampuan, karakter, dan prestasi sebagai penghinaan terhadap kesetaraan.

Banyak juga yang menyerukan “kesetaraan hasil”. Mereka menganggap ketimpangan hasil—kekayaan, pendapatan, layanan, perlakuan oleh individu pribadi, dan lain sebagainya—sebagai kemarahan moral yang harus diperbaiki. Banyak juga yang menyerukan “kesetaraan”. Mereka menganggap ketimpangan hasil—kekayaan, pendapatan, layanan, perlakuan oleh individu pribadi, dan lain-lain —sebagai kemarahan moral yang harus diperbaiki.

Ini kadang-kadang didasarkan pada “kesetaraan” dalam pengertian “penolakan variasi kualitas” yang dibahas di atas. Argumennya adalah, karena setiap orang “sama” dalam kualitasnya, setiap ketidaksetaraan hasil pasti merupakan konsekuensi dari ketidakadilan dan kefanatikan. Alternatifnya, “kesetaraan hasil” itu sendiri dikemukakan sebagai pengertian “kesetaraan” yang paling penting, dan dengan demikian merupakan cita-cita dalam dirinya sendiri.

Tetapi yang di maksud dengan ketika mereka menyatakan bahwa semua manusia diciptakan sama. Apa yang dimaksud oleh filsuf politik Inggris John Locke ketika dia membuat klaim yang sama dalam bukunya “Two Treatises of Government”, yang dapat disimpulkan dari fakta sejarah yang mapan bahwa para pendiri menghormati filosofi politik Locke dan dari teks dan konteks berbagai macam konstitusi.

Di dalam Konstitusi Amerika misalnya, rujukan pada kesetaraan muncul di awal garis penalaran yang digunakan untuk membenarkan rakyat Amerika yang menggulingkan Pemerintah Inggris. Garis penalaran itu mencerminkan garis penalaran yang digunakan oleh Locke untuk membenarkan hak setiap orang untuk membuang pemerintahan tirani mana pun. Dengan demikian, silogisme Locke untuk revolusi juga dimulai dengan seruan kesetaraan.

Locke menulis bahwa semua manusia dilahirkan dengan semua keunggulan alam yang sama, dan penggunaan kemampuan yang sama. Dia tidak mengklaim bahwa tingkat fakultas (atau kemampuan) kita semuanya sama, hanya saja jenis fakultas yang kita gunakan adalah misalnya, sebagai manusia, kita semua memiliki kemampuan akal. Itu tidak berarti bahwa kita semua sama-sama masuk akal. Dari premis bahwa semua manusia diciptakan/dilahirkan sama dalam pengertian khusus itu, Locke menarik kesimpulan bahwa mereka “juga harus setara satu sama lain tanpa subordinasi atau penundukan. Locke menyebut ini sebagai kesetaraan manusia secara alamiah.

Dari artikel di atas, dapat dipelajari bahwa pemahaman mengenai kesetaraan adalah hal yang esensial. Hal tersebut berguna dan memberikan kita deskripsi untuk menjalankannya dalam kehidupan sesuai dengan konteksnya. Dengan demikian, kesetaraan dan kondisi yang kondusif dan memampukan untuk tiap individu diperlakukan secara setara dan adil akan mampu mendukung dan merealisasikan kebebasan sebenar-benarnya.

 

* Artikel ini diambil dari tulisan Dan Sanchez yang berjudul “What the American Founders Meant by Equality,””.  Link artikel: https://fee.org/articles/what-the-american-founders-meant-by-equality/. Diakses pada 5 Februari 2023, pukul 14.30 WIB.