Jangan Takut Dengan Perkembangan Teknologi

    279

    Perkembangan dan kemajuan teknologi seakan merupakan hal yang tidak bisa kita bendung lagi. Setidaknya sejak Revolusi Industri di Eropa 300 tahun lalu, teknologi berkembang semakin pesat, dan telah mengubah kehidupan kita menjadi jauh berbeda dengan para leluhur kita dahulu.

    Semakin pesatnya perkembangan teknologi ini telah membawa pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan kita sehari-hari. Sebelum adanya pesawat terbang, seseorang harus menghabiskan berhari-hari menyeberangi lautan dengan menggunakan kapal untuk bepergian jauh. Perjalanan transatlantik dari Inggris ke Amerika Serikat misalnya, dengan menggunakan kapal uap di awal abad ke-20 membutuhkan waktu 3,5 hari. Namun, dengan adanya pesawat terbang, durasi perjalanan tersebut hanya mencapai 8 jam (lowtechmagazine.com, 4/6/2008).

    Berkat perkembangan teknologi, banyak barang-barang yang saat ini kita anggap sebagai sebuah kewajaran, namun tidak pernah dipikirkan oleh banyak orang berdekade lalu. 40 tahun yang lalu misalnya, komputer portabel merupakan sesuatu yang sangat asing. Orang-orang banyak mengerjakan pekerjaan mereka melalui mesin ketik. Namun, komputer portabel saat ini seakan menjadi barang yang wajib untuk dimiliki, mulai dari anak sekolah hingga direktur perusahaan besar.

    Satu dekade yang lalu misalnya, tidak pernah terpikirkan oleh banyak orang kalau kita bisa memesan alat transportasi, seperti ojek dan taksi dengan menggunakan jaringan internet dan telepon seluler. Kita harus menggunakan telepon konvensional, atau pergi berjalan kaki ke pinggir jalan untuk mendatangi langsung transportasi tersebut. Kini, memesan kendaraan dengan menggunakan telepon seluler adalah hal yang hampir tidak bisa dipisahkan dari keseharian kita.

    Hal ini tentu merupakan sesuatu yang sangat positif. Perkembangan teknologi telah menghemat banyak waktu dan tenaga kita, sehingga kita memiliki lebih banyak kesempatan untuk melakukan hal lain yang kita inginkan. Selain itu, dengan semakin majunya teknologi, kita dapat dengan mudah mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan dalam hitungan detik.

    Namun, tidak semua orang mengapresiasi perkembangan teknologi yang semakin pesat tersebut. Salah satu sektor teknologi yang saat ini sedang menjadi primadona dan dikembangkan dengan sangat pesat adalah teknologi kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI). Salah satu pemanfaatan dari AI adalah sistem automasi yang dapat menggantikan berbagai pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh manusia. Dengan demikian, hal ini dianggap oleh banyak kalangan akan mengancam banyak lapangan kerja, yang akan menciptakan pengangguran massal (econsultsolutions.com, 14/2/2020).

    Lantas, apakah pandangan tersebut merupakan sesuatu yang tepat? Apakah ketakutan terhadap pemanfaatan AI untuk automasi merupakan sesuatu yang akurat?

    *****

    Ketakutan dan kekhawatiran mengenai perkembangan teknologi yang sangat pesat terhadap lapangan kerja bukanlah sesuatu yang baru. Fenomena ini merupakan sesuatu yang sudah terjadi di berbagai tempat hingga ratusan tahun yang lalu, khususnya sejak Revolusi Industri.

    Inggris pada abad ke-18 misalnya, merupakan negara pertama yang mengalami Revolusi Industri, dengan ditemukannya mesin uap. Mesin uap memungkinkan produktivitas yang semakin meningkat, karena untuk pertama kalinya dalam sejarah, umat manusia tidak lagi harus bertumpu pada tenaga hewan atau tenaga yang kita miliki. Selain itu, mesin uap juga memungkinkan seseorang untuk melakukan perjalanan jauh lebih cepat.

    Di bidang industri, salah satu sektor yang mendapatkan dampak yang besar dari mesin uap adalah sektor manufaktur, seperti tekstil. Sebelum Revolusi Industri, sektor tekstil harus bertumpu kepada tenaga manusia. Namun, akhirnya banyak pabrik tekstil di Inggris yang beralih pada mesin tekstil yang digerakkan dengan tenaga uap, untuk meningkatkan produktivitas.

    Hal ini segera mendapat pertentangan dari sebagian kalangan, terutama dari para pekerja tekstil. Banyak dari mereka akhirnya memutuskan untuk menyerang dan merusak alat-alat mesin tekstil yang berada di pabrik-pabrik. Tidak sedikit pula mereka yang membakar mesin-mesin tersebut. Kelompok ini dikenal dengan nama Luddite (history.com, 26/6/2019).

    Seiring berjalannya waktu, pandangan kelompok Luddite ini terus memiliki pengikut hingga dua abad setelahnya. Saat ini, tidak sedikit pihak-pihak yang memiliki kekhawatiran mengenai dampak dari pertumbuhan teknologi yang mereka dikira akan menimbulkan pengangguran dalam jumlah besar.

    Tetapi pandangan ini merupakan pandangan yang sangat keliru. Ada istilah yang kerap digunakan untuk menggambarkan kekeliruan pandangan bahwa otomasi dan perkembangan teknologi akan melahirkan pengangguran besar dan malapetaka, yakni Luddite Fallacy, atau “Kekeliruan Luddite” (economicshelp.org, 15/1/2017).

    Kesalahpahaman yang dimiliki oleh kelompok Luddite bertumpu pada kekeliruan lain, yang dikenal dengan istilah Lump of Labor Fallacy. Kekeliruan ini berpandangan bahwa, hanya ada jumlah lapangan kerja yang tetap di dalam ekonomi. Oleh karena itu, mereka yang memiliki pandangan zero-sum seperti ini, akan menentang hal apapun yang secara sekilas akan mengurangi jumlah pekerjaan yang ada. Melalui otomasi misalnya, karena jumlah lapangan kerja di dalam ekonomi berjumlah tetap, maka dengan demikian mesin-mesin tersebut akan mengambil alih pekerjaan tersebut, dan jumlah lapangan kerja akan semakin sedikit (investopedia.com, 19/3/2018).

    Padahal, bukan seperti ini ekonomi bekerja. Diperkenalkannya teknologi baru memang pada jangka pendek akan mengurangi pekerjaan di sektor tertentu, tetapi akan teknologi tersebut juga akan melahirkan lebih banyak berbagai industri baru yang sebelumnya tidak ada, yang akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar (economicshelp.org, 15/1/2017)

    Otomasi dan perkembangan teknologi yang semakin pesat justru akan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan meningkatnya produktivitas, maka pada saat yang sama biaya untuk mebuat suatu barang akan semakin kecil, dan barang tersebut bisa diproduksi dalam jumlah yang lebih besar dalam waktu yang lebih cepat. Dengan demikian, barang-barang tersebut akan lebih murah, lebih banyak tersedia di pasar, dan bisa diakses oleh lebih banyak orang.

    Amerika Serikat misalnya, Pada tahun 1910, sekitar sepertiga penduduk negara tersebut bekerja di sektor pertanian. Pada tahun 1960, karena perkembangan teknologi pertanian yang semakin maju, hanya ada 1/10 warga Amerika yang bekerja di sektor tersebut. Tetapi, yang terjadi bukannya pengangguran dalam jumlah besar, tetapi justru semakin banyak orang yang bekerja di kantor dan pabrik manufaktur. Setelah itu, pada tahun 1960 hingga tahun 2014, terjadi penurunan tenaga kerja di Amerika sebesar dua per tiga di sektor manufaktur, namun justru sektor jasa menjadi semakin meningkat. Dengan adanya otomasi dan perkembangan teknologi, membuat harga barang-barang seperti pangan menjadi semakin menurun (heritage.org, 20/7/2015).

    Penyebab munculnya pengangguran dalam angka yang sangat besar justru bukan karena perkembangan teknologi, tapi resesi ekonomi. Resesi Depresi Besar di Amerika Serikat pada tahun Resesi 1933 misalnya, membuat angka pengangguran meroket menjadi 24,5% (forbes.com. 19/5/2020).

    Sebagai penutup, perkembangan teknologi merupakan hal yang sangat positif dan harus terus kita dukung. Teknologi yang semakin maju tidak hanya telah membantu kita menjalankan kegiatan sehari-hari, namun juga telah mengangkat taraf hidup masyarakat di seluruh dunia. Jangan sampai, ketakutan kita terhadap perkembangan teknologi justru membawa peradaban manusia mengalami kemunduran.

     

    Referensi

    https://www.economicshelp.org/blog/6717/economics/the-luddite-fallacy/ Diakses pada 27 Desember 2021, pukul 17.10 WIB.

    https://econsultsolutions.com/automation-mass-unemployment/ Diakses pada 27 Desember 2021, pukul 02.15 WIB.

    https://www.forbes.com/sites/chuckjones/2020/05/19/3-reasons-unemployment-is-already-at-great-depression-levels/?sh=37af598b413f Diakses pada 27 Desember 2021, pukul 19.35 WIB.

    https://www.heritage.org/jobs-and-labor/report/automation-and-technology-increase-living-standards Diakses pada 27 Desember 2021, pukul 18.45 WIB.

    https://www.history.com/news/who-were-the-luddites Diakses pada 27 Desember 2021, pukul 16.05 WIB.

    https://www.investopedia.com/terms/l/lump-of-labour-fallacy.asp Diakses pada 27 Desember 2021, pukul 17.50 WIB.

    https://www.lowtechmagazine.com/2008/06/ocean-liners.html Diakses pada 27 Desember 2021, pukul 00.30 WIB.