Harriet Tubman dan Perjuangan Melawan Perbudakan

1160

Detail Film:

Judul Film:    Harriet

Sutradara:    Kasi Lemmons

Distributor:   Focus Pictures

Tahun Rilis:   2019

Durasi:          125 menit

 

“Bagi saya, seorang pahlawan adalah ia yang mengerti besarnya tanggung jawab yang ia miliki karena kebebasan yang dinikmatinya.” – Bob Dylan

Bila kita menyetujui deskripsi seorang pahlawan dari musisi Bob Dylan tersebut, maka Harriet Tubman merupakan salah satu pahlawan paling mengagumkan pernah hadir di dunia. Terlahir sebagai budak di Negara Bagian Maryland, Amerika Serikat pada tahun 1822, Tubman akhirnya berhasil melarikan diri pada tahun 1849.

Meskipun demikian, setelah medapatkan kebebasannya di kota Philadelphia di Negara Bagian Pennsylvania yang melarang perbudakan, Tubman tidak melupakan keluarga dan kerabatnya yang masih terbelenggu. Bersama dengan organisasi anti perbudakan di Philadelphia, Tubman kembali ke Maryland untuk menyelamatkan mereka yang diperbudak secara diam-diam, dan ia berhasil menyelamatkan lebih dari 70 jiwa tanpa ada satupun orang yang kehilangan nyawa atau tertangkap kembali.

Kisah kehidupan dan perjuangan Tubman yang luar biasa tersebut diabadikan dalam film berjudul Harriet yang dirilis pada tahun 2019 lalu. Dalam film yang disutradarai oleh Kasi Lemmons ini, Tubman diperankan oleh aktris Britania Raya, Cynthia Erivo.

Cerita diawali ketika Tubman, yang terlahir dengan nama Araminta Ross, menikah dengan seorang pria kulit hitam bebas (bukan budak) bernama John Tubman. Tubman saat itu tinggal di tanah pertanian keluarga Brodess di Negara Bagian Maryland, yang saat itu diurus oleh Gideon Brodess dan ibunya, Eliza.

Menurut surat wasiat dari kakek Gideon, Araminta seharusnya bebas pada saat ibunya, Harriet, yang juga dimiliki sebagai budak oleh keluarga Brodess, memasuki usia 40. Akan tetapi, sampai ibunya memasuki usai lanjut ia tetap tidak dilepaskan oleh keluarga Brodess.

Araminta meminta kepada keluarga Brodess untuk membebaskannya ketika ia menikah dengan John, dan semua anak-anaknya kelak terlahir bebas. Akan tetapi, permintaan tersebut ditolak oleh keluarga Brodess, dan bahkan Gideon berniat menjual Araminta dan memisahkannya dari sumai dan keluarganya.

Araminta akhirnya melarikan diri seorang diri sampai ke kota Philadelphia di Negara Bagian Pennsylvania. Disana ia bertemu dengan aktivis anti perbudakan William Still yang memberinya referensi tempat tinggal. Pada saat itu, Araminta memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Harriet, yang diambil dari nama ibunya, dan Tubman yang merupakan nama suaminya.

Setahun setelah ia melarikan diri, ia kembali ke Maryland seorang diri untuk menyelamatkan keluarganya. Meskipun dilarang oleh Still, ia bersikeras untuk menjalankan tekadnya. Ia akhirnya berhasil menyelamatkan orang tua dan kakak-adiknya dari cengkraman perbudakan. Akan tetapi, ia harus menghadapi ternayat suaminya, John Tubman, menikah kembali karena ia tidak mengetahui kalau Harriet selamat. John Tubman memutuskan untuk tetapi tinggal di Maryland.

Tubman akhirnya kembali beberapa kali ke Maryland untuk menyelamatkan budak-budak lainnya. Ia juga beberapa kali menyamar sebagai laki-laki dengan mengambil nama samaran Moses, yang merupakan nama adik laki-lakinya.

Menyadari Tubman melarikan diri dan menyelamatkan orang-orang lainnya yang diperbudak, keluarga Brodess menjadi musuh bersama para tetangganya yang juga kehilangan budak yang dimiliki mereka karena diselamatkan oleh Tubman. Gideon Brodess akhirnya memutuskan untuk menyewa jasa pemburu budak untuk menangkap Harriet.

Pemburu budak yang dipekerjakan Gideon akhirnya gagal menangkap Harriet. Akan tetapi, bukan berart Harriet Tubman dan para mantan budak yang diselamatkannya lantas bisa hidup dengan tenang. Pada 18 September 1850, Kongres Amerika Serikat meloloskan Fugitive Slave Act (Undang-Undang Budak yang Melarikan Diri.)

Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa semua budak yang melarikan diri harus dikembalikan kepada pemiliknya, meskipun mereka melarikan diri ke negara bagian yang melarang perbudakan seperti Pennsylvania. Harriet dan orang-orang yang diselamatkannya, beserta dengan budak-budak lain yang melarikan diri akhirnya memutuskan untuk pergi semakin ke arah utara ke Kanada. Kanada pada masa itu masih merupakan bagian dari Imperium Britania Raya dimana Inggris sudah melarang praktik perbudakan di seluruh wilayahnya pada tahun 1833.

Film Harriet mengakhiri ceritanya sampai pada bagian ini, namun bukan berarti kisah hidup Harriet Tubman yang sebenarnya juga berakhir pada saat yang sama. Pada saat Perang Sipil Amerika Serikat tahun 1861 – 1865, Harriet Tubman ikut bergabung di tentara Union yang anti perbudakan dengan menjadi mata-mata.

Pada tahun 1863. Tubman menjadi perempuan pertama yang memimpin serangan militer dalam salah satu pertempuran di tepi Sungai Combahee di Negara Bagian South Carolina. Pada 2 Juni 1863, dalam salah satu serangan terhadap pertanian perbudakan di negara agian tersebut, Tubman dan pasukannya berhasil memenangkan pertempuran dan menyelamatkan lebih dari 750 jiwa yang diperbudak.

Pada tahun 1869, Tubman menikah untuk yang kedua kalinya dengan seorang petani bernama Nelson Charles Davis dan mereka mengadopsi seorang bayi perempuan. Pasca berakhirnya Perang Sipil, perjuangan Harriet Tubman juga belum berakhir. Ia terlibat dalam berbagai gerakan perjuangan hak perempuan, salah satunya adalah kelompok suffragist yang memperjuangkan hak pilih dan hak untuk terlibat dalam keguatan politik bagi kaum perempuan.

Tubman membangun aliansi dengan banyak pejuang hak perempuan di Amerika Serikat, diantaranya adalah Susan B. Anthony dan Emily Howland. Harriet Tubman menghembuskan nafas terakhirnya pada 10 Maret 1913 pada usia 91 tahun. Kaum perempuan di Amerika Serikat akhirnya berhasil mendapatkan hak pilih pada tahun 1920, 7 tahun setelah Harriet Tubman wafat.

Keberanian dan kisah hidup Harriet Tubman yang luar biasa membuat dirinya saat ini menjadi salah satu tokoh sejarah yang paling dihormati di Amerika Serikat. Bahkan, pada tahun 2016 lalu, menteri keuangan Amerika pada masa itu, Jack Lew, menyampaikan bahwa ia ingin menaruh wajah Tubman di atas uang pecahan 20 Dollar Amerika Serikat, menggantikan presiden ke-7 Amerika, Andrew Jackson.

Kepahlawanan dan perjuangan Harriet Tubman merupakan salah satu kisah paling inspiratif dan mengagumkan. Meskipun ia selama bertahun-tahun hidup tersiksa dengan diperbudak dan berhasil mendapat kebebasannya, bukan berarti lantas ia diam dan melupakan keluarganya.

Ia rela mempertaruhkan kebebasan yang sudah didapatkannya dengan susah payah demi meyelamatkan jiwa-jiwa lain yang diperbudak di negeri Paman Sam. Resiko yang harus ia tanggung bila ia gagal tidaklah kecil, mulai dari diperbudak kembali, disiksa, hingga dieksekusi mati.

Memang benar apa yang dikatakan Bob Dylan, bahwa seorang pahlawan adalah ia yang memahami bahwa kebebasan yang dimiliknya juga diikuti oleh tanggung jawab besar untuk membantu orang lain yang kurang beruntung. Harriet Tubman adalah salah satu contoh nyata dari hal tersebut.