Darkest Hour, Winston Churchill, dan Perjuangan Inggris Melawan Nazi Jerman

577

Judul Film: Darkest Hour

Sutradara:  Joe Wright

Tahun:        2017

Durasi:        125 Menit

Studio:        Focus Pictures & Universal Pictures

 

Awal tahun 1940 mungkin menjadi periode paling krusial dan menentukan dalam sejarah Inggris di abad ke-20. Jerman Nazi di bawah kepemimpinan Adolf Hitler sedang mengobarkan perang di seluruh Eropa, telah menduduki Polandia, dan hampir memenangkan pertempuran melawan Belanda, Belgia, dan berbagai negara Eropa lainnya.

Inggris pada saat itu berada di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Neville Chamberlain dari Partai Konservatif. Dua tahun lalu, Chamberlain memandang ambisi Hitler untuk menguasai Eropa, dan menandatangani perjanjian perdamaian, yang dikenal dengan nama Kesepakatan Munich (Munich Agreement), dengan Hitler, yang kelak akan dikhianati oleh Pemimpin Nazi tersebut (History.com, 21/7/2010).

Karena perjanjian tersebut, Chamberlain tidak menyiapkan Inggris untuk perang melawan Jerman. Akibatnya, Chamberlain mendapatkan mosi ketidakpercayaan dari Parlemen, dan tingkat popularitasnya semakin menurun. Ia akhirnya mengundurkan diri dari kursi perdana menteri pada bulan Mei tahun 1940 (History.com, 9/2/2010).

Chamberlain lantas digantikan oleh Winston Churchill, yang sudah sejak lama memperingatkan Inggris mengenai bahaya Hitler dan Nazi Jerman. Di tahun-tahun setelahnya, Churchill akhirnya berhasil memobilisasi negaranya untuk bersatu melawan Hitler, dan membawa kemenangan Inggris dalam Perang Dunia II melawan Jerman Nazi.

Kisah mengenai kepemimpinan awal Churchill memobilisasi negaranya untuk berjuang melawan Hitler tersebut diabadikan dalam film “Darkest Hour”, yang disutradarai oleh Joe Wright dan dirilis tahun 2017. Churchill sendiri diperankan oleh aktor kawakan Inggris, Gary Oldman.

Film tersebut diawali dengan mundurnya Neville Chamberlain sebagai Perdana Menteri Inggris. Para petinggi Partai Konservatif tadinya ingin mengangkat Edward Wood, The Earl of Halifax, sebagai pengganti Chamberlain. Namun Halifax menolak karena menganggap Churchill akan lebih diterima oleh Partai Buruh yang menjadi oposisi dan bersedia untuk membangun koalisi besar bersama Partai Konservatif untuk melawan Nazi. Winston Churchill, yang awalnya diragukan oleh banyak petinggi Partai Konservatif, akhirnya dipilih untuk menggantikan Chamberlain.

Setelah resmi dilantik oleh Raja George VI sebagai Perdana Menteri Inggris di Istana Buckingham, Churchill akhirnya pindah ke kediaman resmi Perdana Menteri di Jalan Downing No. 10. Tanpa mengulur-ulur waktu, Churchill akhirnya langsung membangun Kabinet Perang (War Coalition) dengan berkoalisi bersama Partai Buruh untuk melawan Nazi.

Di hadapan Parlemen Inggris di Gedung Westminster, dan ia berpidato untuk mengobarkan perang total melawan rezim totalitarianisme Hitler yang sangat berlawanan dengan kebijakan perdamaian Chamberlain. Chamberlain sendiri diketahui mengidap kanker, dan mantan Perdana Menteri Inggris tersebut nanti menutup usia pada tahun 1941.

Langkah pertama Churchill adalah mendukung sekutunya, Prancis, yang saat itu sudah dikuasai oleh Nazi. Perdana Menteri Inggris itu pun segera menemui Pemerintah Prancis yang mengasingkan diri ke Inggris.

Pidato Churchill untuk mengobarkan perang total dengan Nazi tidak disambut baik oleh rekan-rekan politiknya di Parlemen Inggris, khususnya yang berasal dari Partai Konservatif yang ia pimpin. Banyak politisi Partai Konservatif yang masih menginginkan Inggris tetap mengikuti kebijakan Chamberlain untuk menahan diri dan tidak mengobarkan perang dengan Jerman. Beberapa anggota Parlemen Inggris bahkan berusaha mendekati Raja George VI untuk membujuk Churchill untuk mengundurkan diri.

Namun, keengganan dan ketidakpercayaan dari rekan-rekannya tersebut tidak mengurangi semangat Churchill untuk mengalahkan Hitler. Melalui radio yang disiarkan langsung, Churchill berpidato kepada warga Inggris bahwa ia berjanji akan membangun aliansi dengan Prancis, dan menyelamatkan, bukan hanya Eropa, namun seluruh peradaban manusia dari ancaman totalitarianisme Nazi.

Inggris saat itu diprediksi tidak memiliki kekuatan militer yang cukup untuk melawan Nazi. Oleh karena itu, pada saat rapat kabinet, beberapa anggota kebinet Churchill tetap bersikeras untuk mencoba mengusulkan perjanjian damai dengan Jerman. Namun, Churchil tetap bersikukuh dan memerintahkan angkatan bersenjata Inggirs untuk segera memobilisasi dan bergerak melawan Hitler dan tentaranya yang sudah menguasa sebagian besar Eropa.

Namun, Churchill dihadapi permasalahan besar. Ada sekitar 4.000 pasukan Inggris yang terjebak di Pantai Dunkirk di Prancis, di bawah ancaman serbuan dari ratusan ribu tentara Nazi. Inggris saat itu tidak memiliki kapal perang yang cukup untuk menyelamatkan seluruh tentara Inggris tersebut.

Churchill segera menghubungi Presiden Amerika Serikat, Franklin D. Roosevelt, dan meminta bantuan kapal perang. Namun, pada saat itu, Amerika Serikat masih terikat pada Undang-Undang Netralitas (Neutrality Acts), dan Roosevelt mengatakan bahwa secara hukum ia tidak bisa melanggar undang-undang tersebut dengan mengirimkan bantuan militer kepada Inggris untuk berperang melawan Jerman.

Churchill segera memutar pikiran mengenai bagaimana menyelamatkan tentara Inggris yang terjebak di pantai Dunkirk. Perdana Menteri Inggris tersebut akhirnya mengambil insentif untuk menggerakkan kapal-kapal sipil guna menyelamatkan tentara Inggris dari tepi pantai Prancis dari serangan tentara Jerman. Para tentara Inggris yang terjebak tersebut akhirnya berhasil diselamatkan dan bisa kembali ke rumah mereka di Pulau Britania.

Sepanjang tahun 1940, Jerman semakin menguat dan Hitler berhasil menduduki berbagai negara Eropa. Inggris terancam akan segera diinvasi oleh Jerman. Para anggota kabinet Churchill menyatakan bahwa mereka akan mengundurkan diri bila Churchill tidak mengajukan negosiasi perdamaian dengan Hitler atau mengundurkan diri.

Atas desakan dari anggota kabinetnya, Churchill akhirnya terpaksa menyetujui perjanjian damai dengan Jerman, dengan catatan bahwa Jerman akan membiarkan Inggris tetap independen. Namun, setelah bertemu dengan Raja George VI, Raja George VI menyatakan bahwa ia mendukung kepemimpinan Churchill setelah sebelumnya menunjukkan keraguan. Raja George VI mengatakan bahwa Churchill adalah pemimpin yang paling tepat untuk melawan Hitler

Churchill akhirnya mendatangi Gedung Westminster dan menyampaikan pidatonya yang sangat masyhur, yang dikenal dengan nama “We shall fight on the beaches”. Dalam orasinya di depan Parlemen Inggris, Churchill mengatakan bahwa satu-satunya tujuannya saat ini adalah mendapatkan kemenangan melawan Nazi dengan cara apapun. Bila Jerman memutuskan untuk menginvasi Inggris, maka “kita akan bertempur di laut dan samudera, di tepi pantai, di darat, di lapangan, dan di jalanan” hingga kemenangan tiba.

Kisah selanjutnya, yang tidak diceritakan di dalam film ini, kini menjadi catatan sejarah. Churchill akhirnya berhasil memobilisasi seluruh sumber daya dan kekuatan yang dimiliki oleh Inggris untuk perang total melawan Nazi. Amerika Serikat sendiri akhirnya masuk ke Perang Dunia II pada bulan Desember tahun 1941 setelah Jepang menyerang markas angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, dan membentuk aliansi Sekutu dengan Inggris dan Uni Soviet. Tentara Sekutu akhirnya berhasil memenangkan perang dan membebaskan Eropa dari cengkeraman Nazi. Hitler sendiri bunuh diri pada 30 April 1945, dan Jerman secara resmi menyerah tanpa syarat pada 8 Mei 1945 (History.com, 16/11/2009).

Churchill sendiri hingga kini dikenal sebagai salah satu pahlawan perang terbesar dunia di abad ke-20. Tekadnya yang kuat dan keyakinannya akan kemampuan Inggris melawan Hitler telah berhasil membawa kemenangan bagi negaranya atas Jerman, dan menyelamatkan Eropa dari jurang totalitarianisme dan fasisme.

 

Referensi

https://www.history.com/this-day-in-history/munich-pact-signed Diakses pada 21 Desember 2020, pukul 00.35 WIB.

https://www.history.com/this-day-in-history/churchill-becomes-prime-minister Diakses pada 21 Desember 2020, pukul 01.05 WIB.

https://www.history.com/this-day-in-history/victory-in-europe Diakses pada 21 Desember 2020, pukul 03.45 WIB.