Kelompok-kelompok di seluruh gerakan kebebasan global sedang mengerjakan proyek-proyek yang ambisius dan menginspirasi, tetapi untuk menciptakan perubahan yang nyata dan langgeng, kita tidak dapat melakukannya sendiri. Membangun koalisi sesama pejuang kebebasan yang berpikiran sama dapat membantu memperkuat tujuan organisasi, tetapi untuk menjangkau lebih banyak orang yang mungkin tidak terbiasa dengan ide-ide ini, kita perlu bercabang. Terkadang melangkah keluar dari kelompok untuk mencari sekutu yang ‘tidak mungkin’ dengan tujuan yang sama untuk membantu menjangkau banyak orang dan mendorong reformasi ke depan adalah hal yang penting.
Menjadi narasumber webinar ini adalah Daniel Dew dari Buckeye Institute. Ia bercerita bagaimana membangun koalisi dengan kelompok yang berbeda dan untuk melakukan reformasi peradilan pidana yang menyeluruh yang dapat mereka capai di Ohio. Hal ini dilakukan sebagai hasil dari upaya membangun koalisi mereka dengan kelompok di luar gerakan kebebasan tradisional.
Pada awal diskusi Daniel bercerita, bahwa ia telah membangun kerjasama yang seharusnya ‘tidak mungkin’ dalam rangka untuk mencapai reformasi peradilan pidana. Ia menyampaikan bahwa ia dan timnya berhasil membawa Buckeye bekerja sama dengan para pembuat kebijakan, penegakan hukum, organisasi kegamaan, dan organisasi berhaluan kiri.
Daniel menyampaikan bahwa kenapa harus melakukan dan bekerjasama dalam koalisi tersebut? Hal ini karena agar kebijakan-kebijakan yang diajukan bisa dimenangkan dan mengingat, hal itu tidak hanya bisa dicapai dengan cara tersendiri. Oleh karena itu, penting juga untuk melakukan tindakan-tindakan memperluas jaringan. Misalnya, Daniel bercerita saat dia bekerja sama dengan lembaga yang berhaluan kiri dan tidak sepakat dengan isu reformasi yang didorong oleh organisasi secara khusus, melainkan lebih fokus dan tertarik kepada isu ketenagakerjaan. Namun, dengan dengan diskusi secara komperhensif, pada akhirnya, mereka menemukan titik temu di mana aspek yang akhirnya bisa melakukan kerja bersama.
Selain itu, dampak yang dimiliki adalah dalam rangka untuk memanfaatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki. Dengan mengetahui kelebihan organisasi, maka lebih menjadi kompetitif apabila kelebihan itu didorong oleh kelompok di luar sana yang bisa saling menambah kekeuatan baru untuk melakukan advokasi. Dengan demikian, terikat dengan jaringan yang ada menjadi penting. Seperti diketahui, bahwa orang-orang di luar sana banyak yang sudah bekerja dengan berbagai macam isu. Penting untuk melakukan pembicaraan secara lebih intensif kepada mereka. Dengan demikian, kerja-kerja bersama yang efektif dapat dilakukan.
Lantas, bagaimana cara melakukan kerja sama tersebut? Aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan, sehingga kerjasama tersebut bisa dilakukan dan berhasil untuk memenangkan kebijakan yang sedang diperjuangkan oleh organisasi?
Menimbang hal tersebut, adalah penting setelah membangun kerjasama untuk melakukan kajian mendasar terkait dengan bagaimana mengidentifikasi anggota dalam kerja sama yang sudah dilakukan. Pertama, mendiskusikan bagaimana tujuan utama dari kerja sama yang dilakukan. Kedua, memastikan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Misalnya, dengan melibatkan legislator, hakim, atau tokoh akar rumput. Ketiga, melakukan dialog kepada siapa saja dalam organisasi untuk mengetahui sejauh mana jangkauan kelompok-kelompok dalam menangani masalah yang sudah ditangani.
Daniel mengatakan bahwa tantangan dalam melakukan kerjasama ini adalah seringkali mengenai bagaimana memastikan koalisi berjalan dengan baik. Maka, sebagai individu sudah seharusnya memastikan masing-masing perwakilan bisa menjalankan tugas masing-masing. Seperti diketahui, bahwa pluralitas latar belakang ini menjadi kelebihan masing-masing. Termasuk ketika ada perbedaan pendapat terkait dengan kerja sama yang dilakukan, serta bagaimana kemampuan untuk saling mengkomunikasikan. Untuk itu, sangat penting untuk saling bersikap jujur dan berkomitmen antara satu dengan lainnya, sehingga bisa fokus tercapainya tujuan bersama.
Dari webinar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan advokasi bisa dilakukan dengan kerja sama dengan beragam kelompok, termasuk yang memiliki pandangan dan framework yang berbeda dan khas terhadap sebuah persoalan. Oleh karena itu, dalam membangun kerjasama tersebut diperlukan komunikasi dengan tahapan dan strategi yang tepat. Apa yang disampaikan oleh Daniel Dew dari Buckeye Institute terkait dengan pendekatan yang dengan melakukan kerja sama dengan orang-orang yang berbeda dengan kita penting untuk menjadi bahan refleksi dan bermanfaat sebagai masukan untuk kita dalam upaya memenangkan kebijakan berbasis kebijakan.
*****

Galang Taufani adalah Managing Editor di Suara Kebebasan. Galang adalah lulusan program Sarjana Hukum (2013) dan Magister Hukum (2016) di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Sebelum bergabung di Suara Kebebasan, Galang pernah bekerja sebagai wartawan, peneliti, dan dosen sejak tahun 2013. Galang menulis banyak karya berupa buku, jurnal, dan artikel ilmiah. Bidang yang digeluti olehnya, yaitu adalah bidang Hukum, Kebijakan Publik, Pajak, Filsafat, dan Sastra.