Tidak dapat dipungkiri, perbedaan dan keragaman memiliki nilai besar untuk kinerja organisasi, tetapi ia juga datang dengan risiko besar, mengingat banyak kepribadian, keunikan, dan kekuatan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan manfaat dari perbedaan dan keragaman, memerlukan cara untuk mengubahnya untuk menjadi hasil organisasi yang lebih besar. Ini adalah tugas para pemimpin organisasi untuk mengelola dan memanfaatkan kondisi tersebut.
Webinar Atlas Network kali ini membahas banyak hal terkait dengan beberapa cara praktis tentang cara menavigasi persoalan alami yang terjadi saat membangun tim yang beragam. Berbicara sebagai narasumber dalam webinar ini adalah Lyall Swim, Chief Operating Officer di Atlas Network. Lyall memimpin tim organisasi dan pengembangan sistem karena Jaringan Atlas yang terus tumbuh dalam ukuran, jangkauan, dan dampak yang lebih besar. Selama 17 tahun terakhir, ia telah terlibat dengan lebih dari 20.000 pelajar dan banyak organisasi di seluruh dunia.
Fokusnya adalah untuk membangun peningkatan kepemimpinan dan kapasitas operasional dan memungkinkan organisasi untuk berhasil menavigasi berbagai bentuk perubahan. Lyall adalah pembicara terkait dengan etika, kepemimpinan, adopsi inovasi, dan pendidikan. Lyall membantu memimpin desain ulang organisasi yang memungkinkan Institut untuk lebih memanfaatkan kekuatan setiap anggota staf dan meningkatkan profil dan pengaruh Institutusi.
Lyall memulai webinar dengan mengajak untuk merefleksikan kondisi yang ada di sekitar melalui buku yang ditulis oleh Leonard Read, “Element of Libertarian Leadership: Notes on the Theory, Methods and Practice of Freedom,” di mana setiap manusia memiliki elemen dari keragaman, yaitu keunikan, harga diri, nilai, kontribusi, dan penghormatan.
Selanjutnya, Lyall mengajak untuk mendiskusikan potensi yang dimiliki dari perbedaan dan keragaman yang begitu banyak bisa dirasakan, khususnya untuk organisasi. Hal ini bisa dijelaskan melalui adanya berbagai macam ide, gagasan, dan solusi dalam menjalankan organisasi. Hal ini berangkat dari berbagai macam pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing individu tersebut. Namun, Lyall juga menjelaskan bahwa hal itu bisa menjadi permasalahan jika tidak benar dalam mengelolanya dengan baik.
Merupakan hal yang wajar jika seseorang pada dasarnya memiliki paradigma yang homogen, misalnya lebih cepat beradaptasi dengan seseorang yang memiliki kesamaan. Namun, di dalam organisasi berbalik dengan hal itu. Oleh karena itu, yang harus digarisbawahi adalah penting untuk memahami bahwa mengelola keragaman, yaitu membuat pemahaman akan skenario berbagai macam pemahaman yang tetap terikat pada satu kesamaan.
Banyak sekali kendali mendapatkan hasil dari nilai maksimum dari keragaman dan perbedaan tersebut. Selain itu, di sisi lain menjaga terhadap resiko bawaan yang dibawa oleh setiap individu yang mungkin ada kondisi tersebut. Beberapa langkah untuk melakukan hal itu adalah dengan memerhatikan tiga hal penting, yaitu: kesatuan, sikap ingin belajar dan ingin tahu, serta terakhir adalah kesadaran untuk saling memahami.
Untuk membangun kesatuan, memerlukan kesamaan untuk bersama. Organisasi pada dasarnya memiliki tujuan besar yang biasanya akan memberikan apa yang ingin dikerjakan oleh semua anggota organisasi, tentu dengan menggunakan ukuran yang objektif. Begitu juga dengan hasil yang didapatkan dari organisasi akan bisa dirasakan secara bersama-sama. Dengan demikian, maka kesamaan itulah yang akan membuat organisasi dapat berjalan dengan baik, karena ada emosi dan ikatan yang baik antara setiap individu.
Selanjutnya, adalah sikap ingin belajar dan ingin tahu. Seperti diketahui, bahwa dalam organisasi memiliki banyak sekali keberagaman. Sikap belajar dan ingin tahu harus dikedepankan untuk melihat berbagai macam hal yang terjadi dalam organisasi. Lyall menjelaskan, bahwa ada mekanisme yang disebut dengan ‘the reflexive loop’, di mana setiap keyakinan yang dimiliki oleh setiap individu akan berpengaruh pada hal yang ia pilih.
Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah kesadaran untuk saling memahami, bahwa ada banyak sekali keragaman. Hal ini bisa dilihat dari agama, ras, budaya, keluarga, pendidikan, negara , orientasi seksual, dan banyak lainnya. Maka, hal itu juga bisa dilihat dari bagaimana perilaku yang muncul dalam aktivitas organisasi. Lyall mengajak untuk melihat, bagaimana sejatinya perilaku yang muncul dalam organisasi dengan dua hal, yaitu ‘vertical dimension,’ dan ‘horizontan dimension’, yang memiliki perbedaan signifikan dalam dinamika organisasi.
Sebagai penutup, pelajaran yang dapat diambil dari webinar ini adalah keragaman dan perbedaan adalah hal yang natural. Oleh karena itu, hal itu harus disikapi dengan bijaksana. Organisasi harus mengelola perbedaan dan keberagaman dengan cara yang tepat agar menghasilkan manfaat dari keberagaman tersebut untuk mencapai tujuan dari organisasi.

Galang Taufani adalah Managing Editor di Suara Kebebasan. Galang adalah lulusan program Sarjana Hukum (2013) dan Magister Hukum (2016) di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Sebelum bergabung di Suara Kebebasan, Galang pernah bekerja sebagai wartawan, peneliti, dan dosen sejak tahun 2013. Galang menulis banyak karya berupa buku, jurnal, dan artikel ilmiah. Bidang yang digeluti olehnya, yaitu adalah bidang Hukum, Kebijakan Publik, Pajak, Filsafat, dan Sastra.