
Ketika beberapa waktu ini podcast menjadi sesuatu yang banyak dilakukan, maka muncul pertanyaan apakah hal ini bekerja lebih baik daripada media tradisional? Apakah model itu benar-benar layak dalam melakukan komunikasi dan memajukan misi organisasi, termasuk dalam menyebarkan ide-ide kebebasan. Galang Taufani, Managing Editor Suara Kebebasan, menyarikan intisari mengenai podcat dari webinar Atlas Network dalam artikel ini.*
Stephen Kent dari Young Voices memberikan kursus kilat tentang kasus afirmatif untuk podcasting. Dalam webinar ini, pendengar belajar tentang podcast dan cara menemukan konsep yang tepat untuk sebuah program, dan membuat acara yang akan menarik pendengar. Beberapa hal yang dapat dipelajari adalah tentang mempelajari dasar-dasar dalam podcast.
Stephen Kent adalah podcaster, penulis hiburan, komentator TV, dan PR profesional di area DC. Sebagai Juru Bicara dan manajer PR untuk Young Voices, Stephen melatih para profesional muda yang berpikiran bebas untuk media dan menawarkan pembinaan karir, konsultasi merek, dan berbagai lokakarya komunikasi. Sebagai podcaster, dia menjadi pembawa acara podcast Young Voices Underscored dan Beltway Banthas yang populer: Star Wars, politik, dan lainnya, yang telah ditampilkan secara reguler di Fox Business, NPR, Program Glenn Beck, WUSA 9, Fox 5 DC, dan banyak lagi.
Kent menjelaskan, bahwa pada tahun 2006 hanya satu dari 10 orang Amerika akan mengatakan mereka mendengarkan podcast. Namun, hari ini berbeda di mana perkembangannya jauh melebihi hal itu dan bahkan tiga kali lipatnya. Dari data juga dapat dilihat bahwa platform Libsyn memiliki 12.000 jumlah podcast pada tahun 2012, dan berkembang pesat pada tahun 2019 dengan jumlah 67.000. Meskipun demikian, ada banyak sekali ruang yang berpotensi tumbuh seiring dengan berkembangnya konten ini.
Pada sejarah lainnya, Kent menjelaskan bahwa sejatinya konsep podcast yang berfokus pada audio seperti tidak mendapat tempat di abad ke-21. Namun, hal itu justru terjadi sebaliknya seiring dengan munculnya podcaster dan Youtuber dalam menggunakan konsep podcast.
Berorganisasi di era saat ini bukanlah tidak mungkin menggunakan podcast, barangkali itu yang disampaikan oleh Kent. Mengingat hal ini akan memberikan banyak sekali kelebihan dan keuntungan. Hal ini bisa dilihat dari fakta yang menggambarkan bahwa dengan menggunakan podcast, maka pemberitaan konvensional tidak perlu lagi memberitakan yang Anda punya dan bisa mewakali diri sendiri dan organisasi.
Dengan podcast, maka akan memberikan wajah asli oganisasi yang mana hal itu dapat tercermin dalam tampilannya sebagai juru bicara dan sebagai wajah organisasi di publik. Seperti diketahui, bahwa media tradisional masih berharga, tetapi jika dilihat podcast memiliki sesuatu yang lebih dari itu dan memiliki nilai lebih lainnya, yang mana nilai organisasi akan mendapat bantuan dari hal itu. Fakta juga menjelaskan bahwa media sekelas Fox, CNN, dan MSNBC justru memberikan kontrak bagi para podcaster untuk melakukan podcast di perusahaan mereka.
Untuk membuat podcast, Kent menjelaskan agar setiap orang atau organisasi banyak mendengar podcast yang sudah ada. Lantas, mereka bisa mempelajari hal itu dengan baik, baik meniru atau memodifikasi. Namun, tidak berhenti di situ harus menyiapkan format, yaitu: Pertama, perlu memikirkan tentang acara yang akan dilakukan. Kedua, bagaimana mendorong kegiatan wawancara yang bagus. Misalnya, mengundang tamu terkenal atau dari internal organisasi. Ketiga, menentukan durasi pertunjukan yang akan dilakukan, serta memperhatikan pemerannya terkait bagaimana karakter yang akan ditampilkan di depan pendengar.
Beberapa hal yang harus diperhatikan juga adalah hal-hal, seperti tujuan podcast, topik, teknik podcast, teknik publikasi dan distribusi, serta banyak lainnya. Hal ini perlu diperhatikan selain infrastruktur pendukung seperti perangkat komunikasi dan elektronik untuk podcast.
Pada akhir diskusi Kent menjelaskan bahwa podcast sejatinya mudah. Namun, membuat orang mendengarkan podcast kita adalah hal yang berbeda. Oleh karena itu, pelajaran yang dapat diambil dalam rangka untuk membangun podcast yang mampu menjalankan misi organisasi harus menyesuaikan pada aspek-aspek yang disampaikan oleh Stephent Kent di atas.
*Sumber: https://ana.atlasnetwork.org/learn/course/31/play/201/webinar-liberty-pod-casting-for-freedom-the-basics-of-podcasting-and-how-you-can-use-it-to-share-your-message. Diakses pada 2 Maret 2023 pukul 08.00 WIB.

Galang Taufani adalah Managing Editor di Suara Kebebasan. Galang adalah lulusan program Sarjana Hukum (2013) dan Magister Hukum (2016) di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Sebelum bergabung di Suara Kebebasan, Galang pernah bekerja sebagai wartawan, peneliti, dan dosen sejak tahun 2013. Galang menulis banyak karya berupa buku, jurnal, dan artikel ilmiah. Bidang yang digeluti olehnya, yaitu adalah bidang Hukum, Kebijakan Publik, Pajak, Filsafat, dan Sastra.