Cerita kali ini mengangkat kerja Atlas Network dan mitra jaringannya di Ukraina dalam memperjuangkan kebebasan. Galang Taufani, Editor Pelaksana Suara Kebebasan, mengangkatnya dari portal Atlas Network. *
Ketika pasukan Kremlin berkumpul di perbatasan Ukraina memulai serangan yang telah lama direncanakan. Hal ini adalah bukti bahwa serangan itu tidak hanya menyerang kedaulatan Ukraina, tetapi juga terhadap kemajuan yang telah dibuat negara itu selama beberapa tahun terakhir menuju peluang ekonomi yang lebih besar dan kebebasan individu di Ukraina.
Perkembangan hal itu bisa dilihat dari munculnya reformasi pertanahan, kemudahan investasi, dan peningkatan konsentrasi yang lebih baik untuk penanganan korupsi yang telah menjangkiti negara pasca-Soviet begitu lama. Oleh karena itu, ketika Jaringan Atlas meluncurkan Ukraine Freedom Fund pada bulan Maret 2022, hal ini merupakan komitemen yang bertujuan tidak hanya untuk menyelamatkan nyawa, tetapi untuk melindungi reformasi dan institusi yang membuat kehidupan itu lebih bebas dan lebih kaya.
Satu tahun setelah Wakil Presiden Eksekutif Atlas Network, Tom G. Palmer, bekerja untuk menghubungkan mitra di Afghanistan dengan sumber daya untuk membantu mereka melarikan diri dari serangan Taliban. Kini ia kembali bekerja di dekat garis depan konflik yang muncul di Ukraina.
Namun, kali ini, dia tidak hanya berusaha mengeluarkan orang dari negara itu. Tom dan tim sukarelawan lainnya telah membeli van bekas, dan berkali-kali mengemas kebutuhan masyarakat dan mengantarnya dari Polandia jauh ke Ukraina. Setelah itu, kendaraan yang kosong digunakan untuk mengangkut orang tua dan lemah ke perbatasan dan keamanan Polandia. Dengan cara ini, Tom, dapat mengakses tempat di mana sebagian orang tidak bisa melewati dan akhirnya juga sekaligus mengerahkan bantuan ke tempat yang membutuhkan dengan bantuan organisasi mitra jariangan Atlas dan organisasi lainnya.
Tujuan dilakukannya Ukraine Freedom Fund adalah untuk mengumpulkan dana dalam rangka mengamankan staf organisasi mitra dan memungkinkan mereka untuk terus bekerja demi Ukraina yang lebih baik. Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam beberapa waktu terakhir, mereka berhasil dalam meningkatkan kualitas kebijakan memiliki dampak langsung kemajuan Ukraina.
Ketika Tom pertama kali menyeberang ke Ukraina dengan kendaraan penuh perbekalan, dia menghabiskan lebih dari tiga jam di perbatasan menyelesaikan dokumen dan menavigasi proses birokrasi. Itu karena dia telah membeli van di luar Ukraina, dan regulasi pada saat itu membuatnya sangat sulit dan mahal untuk mengimpor kendaraan. Mitra Atlas Network , Institute for Economic Leadership, bekerja selama bertahun-tahun untuk menyederhanakan dan merampingkan birokrasi ini, dan di tengah krisis yang sedang berlangsung akhirnya mereka berhasil. Terakhir kali dia melintasi perbatasan, Tom menghabiskan waktu kurang dari 15 menit untuk mengurus dokumen.
Dana tersebut juga digunakan untuk menyediakan peralatan medis yang spesifik dan sangat dibutuhkan, serta bahan-bahan penyelamat lainnya kepada orang-orang yang membutuhkannya. Karena jaringan jaringan yang ada, Tom telah dapat bekerja dengan jariangan untuk mendapatkan dan memasok persediaan penting, seperti perban khusus untuk mengobati luka tembak, perawatan kemoterapi, insulin, dan obat-obatan khusus lainnya yang kekurangan pasokan.
Mengingat potensi akan serangan dari militer Rusia yang membahayakan, pekerja bantuan, petugas medis, dan patroli lingkungan setempat adalah orang-orang yang mendapat prioritas alat pelindung tubuh yang merupakan bantuan dari jaringan Eropa.
Invasi Kremlin menciptakan krisis kemanusiaan dan kecilnya peluang untuk munculnya kebijakan yang lebih baik. Dengan keahlian lapangan Tom dan dukungan dari para donor yang dermawan, dana ini digunakan untuk mengatasi kedua situasi ini. Ukraina berada pada jalur terdepan, baik untuk mengakhiri perang maupun untuk membangun kembali setelah perang berakhir. Atlas Network dan mitra jaringan berdedikasi untuk memastikan masa depan yang lebih baik dan lebih sejahtera datang dengan cepat. Upaya itu kini lebih dekat dan akan menjadi kenyataan.
Dari peristiwa ini, bisa kita ambil pelajaran bahwa: Pertama, perang hanya akan menciptakan kerusakan dan kehancuran. Kedua, fakta bahwa yang terjadi di Ukraina pada saat ini merupakan hal yang tragis, bagaimana negara yang sudah memiliki perkembangan yang baik dari berbagai sisi, baik kebijakan politik maupun ekonomi, tetapi tidak menutup kemungkinan hancur lebur oleh tindakan agresi oleh negara lain seperti, invasi yang dilakukan oleh Rusia.
Sebagai penutup, memberikan seluruh usaha dan tenaga dan terus membuka kemungkinan agar kondisi masyarakat yang menjunjung tingggi kebebasan di Ukraina adalah keharusan. Hal ini merupakan peran penting bagi setiap orang. Upaya Atlas Network dan jaringan mitra di Ukraina lewat inisiatif dan misi tersebut ikut menunjukkan peran penting aktor non-negara, khususnya masyarakat sipil baik itu individu maupun organisasi, jaringan dan mitranya, dalam rangka mendukung masa depan Ukraina dan seluruh dunia.
*Sumber: https://www.atlasnetwork.org/stories/delivering-life-saving-aid-to-the-heart-of-ukraine. Diakses pada 11 April 2022, pukul 18.30 WIB.
Galang Taufani adalah Managing Editor di Suara Kebebasan. Galang adalah lulusan program Sarjana Hukum (2013) dan Magister Hukum (2016) di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Sebelum bergabung di Suara Kebebasan, Galang pernah bekerja sebagai wartawan, peneliti, dan dosen sejak tahun 2013. Galang menulis banyak karya berupa buku, jurnal, dan artikel ilmiah. Bidang yang digeluti olehnya, yaitu adalah bidang Hukum, Kebijakan Publik, Pajak, Filsafat, dan Sastra.
