Cerita kali ini mengangkat kerja Atlas Network dan mitra jaringannya di Peru dalam memperjuangkan kebebasan. Galang Taufani, Editor Pelaksana Suara Kebebasan, mengangkatnya dari portal Atlas Network.*
Dari sekitar 130.000 orang yang tinggal di wilayah Pamplona, di luar Lima, Peru, sebagian besar tidak memiliki air yang mengalir. Marisol—yang tinggal di lereng gunung gurun bersama ketiga anaknya dan ibunya yang sudah lanjut usia—adalah salah satunya. Dia dan banyak orang Peru sepertinya menghabiskan banyak hari mereka memikirkan kebutuhan pasokan air, bekerja, dan berjuang untuk mendapatkannya. Ketika truk air akhirnya datang mengunjungi blok Marisol, dia terpaksa membayar sepuluh kali lipat dari rata-rata pembayaran penduduk kota Lima. Namun, Marisol berusaha untuk mengubah paradigma itu, dan dia tidak sendirian
Marisol adalah seorang pemberani. Dia membesarkan keluarganya di rumah seluas 150 meter persegi, menjual masakan rumahnya ke tetangga, dan menghasilkan uang tambahan dengan menjahit. Meskipun dia tidak pernah bisa benar-benar maju secara finansial, kekhawatiran itu selalu mengesampingkan fakta bahwa dia tidak memiliki pasokan air yang mengalir. Marisol telah memutuskan untuk memperjuangkan perubahan akan hal itu karena dia tahu bahwa jika dia tidak menyuarakan keprihatinannya, dia dan orang lain sepertinya di Pamplona akan tertinggal.
Sekarang dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit—pertanyaan yang sering membuat orang-orang di Peru dibungkam, seperti mengapa layanan air yang dikelola negara begitu tumpul dan tidak efisien? Dan, mengapa Peru tidak dapat mengadopsi lebih banyak kemitraan publik-swasta yang dapat membantu memberikan air mengalir ke keluarga dan tetangganya?
José Beteta bertemu Marisol beberapa tahun lalu. Dia dan timnya di Asociación de Contribuyentes del Peru—salah satu mitra independen Atlas Network di Amerika Latin—berdedikasi untuk memperkuat suara Marisol. Beteta dan timnya melakukan penelitian dan advokasi yang ketat untuk mendorong kemitraan publik-swasta, dan mereka meletakkan dasar untuk proses yang lebih transparan dalam masalah infrastruktur kompleks layanan air untuk masyarakat Pamplona Alta.
Saat tim Atlas Network mengunjungi Marisol, dia dan ibunya menghabiskan waktu lima jam yang melelahkan menunggu truk air. Mereka biasanya mengenakan biaya yang ditetapkan, tetapi sebenarnya mereka dapat mengenakan biaya apa pun yang mereka inginkan. Mereka terkadang menjaga jadwal yang telah ditentukan, tetapi sebenarnya mereka datang kapan pun mereka mau. Hari ini, truk itu terlambat. Begitulah cara kinerja truk tersebut.
Seluruh proses kacau dan sama sekali tidak efisien. Kata-kata saja tidak dapat menggambarkan betapa menyedihkannya seluruh situasi bagi seluruh komunitas. Itulah mengapa Atlas Network ingin membagikan kisahnya—dan itulah mengapa Doing Development Differently, inisiatif baru Atlas Network untuk memberi orang alat yang mereka butuhkan untuk keluar dari kemiskinan—sangat penting.
Situasi Marisol sangat mendesak di mana Ibunya sakit karena kurang gizi, dan putra bungsunya, Ronald, mengalami infeksi gigi parah akibat kekurangan air untuk kebersihan gigi. Terlepas dari tantangan itu, keluarganya adalah berkah bagi Marisol. Dia tetap bersemangat ketika dia berbicara tentang kegembiraan yang dia rasakan dari membesarkan anak-anaknya dan mendukung ibunya. Dan dia tidak pernah mengeluh tentang kurangnya sumber daya materi.
Tentu, akses ke air mengalir akan merevolusi hidupnya. Tidak hanya itu, akses air yang layak dan mencukupi berarti kesehatan yang lebih baik untuk keluarga Marisol. Untuk itu, menghabiskan sebagian kecil yang dia lakukan saat ini akan berarti lebih banyak waktu bersama anak-anaknya, masa depan yang makmur, dan martabat bagi wanita pekerja keras ini.
Peru membutuhkan solusi pasar bebas untuk masalah infrastruktur airnya, dan orang Peru seperti Marisol membutuhkan Asociación de Contribuyentes del Per untuk mengadvokasi mereka. Selama beberapa tahun terakhir. José Beteta dan timnya mendorong perubahan kebijakan yang akan memberikan kebebasan bagi Marisol dan tetangganya.
Dari cerita di atas dapat disimpulkan bahwa air adalah sumber kehidupan. Vitalitas dan aksesibilitas air, serta ketersediaan dan kualitas air bagi kehidupan tidak dapat dipungkiri menempatkan air sebagai komponen utama dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup di bumi ini yang sangat memengaruhi keberlangsungan hidup. Oleh karena itu, hak untuk air merupakan salah satu hak yang paling mendasar dalam kehidupan manusia.
Oleh karena itu, keterbatasan kebijakan publik terkait air harus diatasi dengan mekanisme yang memungkinkan partisipasi beragam pihak untuk menjamin ketersediaan, aksesibilitas, dan kualitas air yang lebih baik bagi semua. Mekanisme pasar seperti yang ditunjukkan dalam pengalaman Atlas Network dan mitranya di Peru, terbukti mampu mengatasi permasalahan mengenai hal ini. Salah satu pelajaran yang dapat diambil adalah tentang pentingnya pelibatan beragam pihak, termasuk swasta dan masyarakat, dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan air yang aksesibel dengan harga terjangkau di Pamplona.
*Sumber: https://www.atlasnetwork.org/stories/water-is-life. Diakses pada 11 Agustus 2022, pukul 12.00 WIB.

Galang Taufani adalah Managing Editor di Suara Kebebasan. Galang adalah lulusan program Sarjana Hukum (2013) dan Magister Hukum (2016) di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Sebelum bergabung di Suara Kebebasan, Galang pernah bekerja sebagai wartawan, peneliti, dan dosen sejak tahun 2013. Galang menulis banyak karya berupa buku, jurnal, dan artikel ilmiah. Bidang yang digeluti olehnya, yaitu adalah bidang Hukum, Kebijakan Publik, Pajak, Filsafat, dan Sastra.