Pada hari Senin, 21 Maret 2022, Galang Taufani, Editor Pelaksana Suara Kebebasan, mengikuti webinar Atlas Network yang mengambil topik tentang “Looking Through The Overton Window: How To Win The Battle of Ideas and Change.” Menjadi narasumber dalam webinar tersebut adalah Joseph G. Lehman, Presiden Pusat Kebijakan Publik Mackinac, sebuah lembaga penelitian dan pendidikan nirlaba independen di Michigan. Mackinac Center adalah salah satu dari 65 think tank independen terbesar di seluruh negeri yang berfokus terutama pada kebijakan tingkat negara bagian yang memengaruhi kebebasan dan kualitas hidup masyarakat. Lehman pertama kali bergabung dengan Mackinac Center pada tahun 1995. Ia kemudian menjadi wakil presiden untuk komunikasi di Cato Institute di Washington, D.C., sebelum kembali ke Mackinac Center sebagai wakil presiden eksekutifnya. Ia menjadi presiden pada tahun 2008.
Komentar Lehman tentang kebijakan publik telah dimuat oleh The New York Times, The Wall Street Journal, The Washington Post, National Public Radio, National Journal, National Review, Investor’s Business Daily, majalah Wired, dan hampir setiap surat kabar Michigan. Dia adalah Wakil Ketua Serikat Pembayar Pajak Nasional dan Anggota Dewan Direktur Jaringan Atlas, yang melayani lembaga pemikir pasar bebas di seluruh dunia. Lehman adalah pemimpin di antara para ahli kebijakan publik berbasis negara bagian.
Pada tahun 2013, State Policy Network memberinya penghargaan Roe Award untuk kepemimpinan, inovasi, dan pencapaian dalam kebijakan publik. Dia telah melatih lebih dari 600 eksekutif lembaga think tank dari hampir setiap negara bagian dan lebih dari 50 negara dalam perencanaan strategis, komunikasi, dan penggalangan dana.
Lehman adalah instruktur terkemuka pada Teori “Overton Window” yang dikembangkan oleh mendiang Wakil Presiden Mackinac Center, Joseph Overton, dan telah melatih orang-orang di seluruh dunia untuk memahami model perubahan kebijakan. Sebelum karir kebijakan publiknya, Lehman adalah seorang insinyur dan manajer proyek selama sembilan tahun di The Dow Chemical Co. Ia lulus dari Fakultas Teknik Universitas Illinois dan terdaftar sebagai insinyur profesional.
Dalam webinar ini, Lehman menjelaskan tentang “Overton Window” dan cara menggunakannya untuk memenangkan kebijakan. Di sini, Lehman juga menjelaskan tentang pertarungan ide dan cara mewujudkan kebijakan yang berhasil bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun saat Mackinac Center sukses besar dalam menggunakan “Overton Window”.
Lebih jauh, Lehman menjelaskan dengan merujuk dari “Investing in Ideas” (Lawrence W. Reed, 1994), bahwa ide merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap pemerintahan. Kekuatan ide juga menentukan apakah masyarakat menganut pemerintah yang terbatas atau pemerintah yang gemuk. Dalam hal ini, apa yang dipercaya oleh masyarakat menentukan perilaku mereka, siapa yang mereka pilih, aturan dan hukum yang mereka dukung, dan jenis sistem yang mereka upayakan untuk bekerja. Dengan kata lain, dengan mengubah ide, kita dapat mengubah sejarah.
Lebih jauh, merujuk dari para pemikir lainnya, dalam webinar ini, Lehman mengatakan bahwa gagasan menjadi penting karena hampir seluruh produk yang ada di sekitar kita berasa dari gagasan. Dari alat elektronik seperti mouse, perangkat makan minum seperti cangkir, hingga konsep negara. Lehman juga menjelaskan tentang bagaimana ide disampaikan dan bahwa ada beberapa aktor yang memperkenalkan gagasan. Lehman menyebutkan tentang para filsuf yang mengemukakan gagasan awal; lalu para intelektual yang mengangkat tentang bagaimana gagasan diejawantahkan; kebudayaan yang membawa gagasan; aktor politik dan pemangku kepentingan terkait yang menerima dampak dari perluasan gagasan yang ada.
Dalam perkembangannya, Lehman menyebutkan bahwa ide mengalami beberapa hal, seperti diacuhkan, diolok-olok, ditolak, diserang, dikritik, dipertimbangkan, ditolerir, diinginkan, dianggap penting, tidak terhindarikan, diterima, sampai diterima sebagai ide yang baik sejak awal.
Pembahasan tentang ide ini kemudian menarik dilihat dari bagaimana pengaruh ide terhadap kebijakan publik. Dalam hal ini, Lehman menjelaskan politisi seperti aktor, tapi kita bisa menuliskan naskahnya. Dan bahwa aktor melakukan improvisasi, tapi ia akan selalu mengikuti naskah yang diberikan kepadanya. Di sini kemudian “Overton Window” berfungsi sebagai kemungkinan politik terkait kebijakan publik. Misalnya, tidak ada sekolah publik; orang tua membayar hanya untuk pendidikan yang mereka pilih; sekolah swasta atau sekolah di rumah dipantau, tapi tidak diregulasi atau tidak terlalu diregulasi; pilihan sekolah publik; kupon untuk pembayaran uang sekolah, sampai membuat sekolah swasta dan sekolah di rumah ilegal sebagai beberapa kemungkinan dalam kebijakan publik tentang sekolah.
Dari aspek kebebasan, webinar ini menggarisbawahi tentang kebebasan yang maksimal sebagai bahasan penting dalam kebijakan pendidikan dan terutama dengan tidak terlalu banyaknya regulasi terkait penyediaan kebutuhan pendidikan oleh pemerintah. Lebih jauh, dari webinar ini, beberapa pelajaran yang dapat diambil adalah: Pertama, gagasan adalah kunci untuk pelaksanaan kebijakan. Oleh karena itu, mengetahui bagaimana gagasan itu berasal, memformulasikan gagasan dalam bentuk kebijakan, dan menggunakan gagasan tersebut untuk membangun kesadaran setiap orang, merupakan hal yang sangat penting. Kedua, untuk memenangkan gagasan dalam wacana kebijakan publik, kita harus memahami dan mengetahui bagaimana proses perpindahan gagasan mengalir dan mendorong lahirnya sebuah kebijakan publik yang dapat dimenangkan melalui elemen-elemen yang sudah dijelaskan melalui pendekatan “Overton Window.”
Akhirnya, menghubungkan dengan apa yang terjadi di Indonesia, isu kebijakan adalah hal yang tidak bisa dilepaskan. Hampir seluruh aspek kehidupan diambil melalui proses kebijakan yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan. Sebagai bagian dari upaya aktivisme masyarakat sipil, menaruh perhatian sekaligus memberikan kontribusi terhadap kebijakan publik melalui gagasan dan pendekatan “Overton Window”, dapat menjadi alternatif untuk mendorong pemahaman yang komprehensif, kontekstual, dan tepat, sekaligus mengadvokasi kebijakan publik dengan perspektif kebebasan.
*****

Galang Taufani adalah Managing Editor di Suara Kebebasan. Galang adalah lulusan program Sarjana Hukum (2013) dan Magister Hukum (2016) di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Sebelum bergabung di Suara Kebebasan, Galang pernah bekerja sebagai wartawan, peneliti, dan dosen sejak tahun 2013. Galang menulis banyak karya berupa buku, jurnal, dan artikel ilmiah. Bidang yang digeluti olehnya, yaitu adalah bidang Hukum, Kebijakan Publik, Pajak, Filsafat, dan Sastra.