Cerita dari Lights, Camera, Liberty 2022 “Empowers Freedom’s Next Generation of Producers and Film Makers.”

321
Sumber gambar: https://www.atlasnetwork.org/articles/lights-camera-liberty-2022

Cerita kali ini mengangkat kerja Atlas Network dalam memperjuangkan kebebasan melalui dunia media. Galang Taufani, Editor Pelaksana Suara Kebebasan, mengangkatnya dari portal Atlas Network.*

Dengan dunia yang terus mengikuti tren media dan video, organisasi yang berorientasi pada kebebasan tidak mau ketinggalan. Di situlah dilakukan pelatihan Atlas Network Lights, Camera, Liberty.

Kursus empat hari tatap muka ini menangani masalah media video dan membantu mitra menjawab mengapa dan bagaimana memulai, mengembangkan, dan memaksimalkan program video. Dari wawancara langsung hingga animasi dan dokumenter, “Lights, Camera, Liberty” melengkapi kapasitas calon produser dan pembuat film yang sudah mapan untuk mengasah keterampilan mereka dan menyesuaikan keahlian mereka agar sesuai dengan kebutuhan organisasi mereka.

Pelatihan terbaru, diadakan pada 7-10 April 2022, mengumpulkan 43 peserta dari 14 negara di Los Angeles, California, untuk mengenakan topi sutradara mereka dan memajukan kebebasan melalui visual storytelling  yang menarik. Dipecah menjadi beberapa sesi, “ Lights, Camera, Liberty” dimulai dengan pertanyaan penting bagi banyak pembuat film di organisasi muda atau kecil: bagaimana cara memulai program video? Pertanyaan yang tampak sederhana, tetapi itu adalah pertanyaan yang harus diperhitungkan sepenuhnya jika sebuah program ingin berhasil.

Presenter Tyler Anne Lowe (Return on Ideas, A.S.) dan Scott Barton (Pacific Legal Foundation, A.S.) menjelaskan bahwa pada dasarnya setiap orang sudah memiliki bagian terpenting dalam memulai hal ini: ide. Kemudian dari aspek ini, lantas menjadi sebuah apa yang ingin dicapai melalui video, mengidentifikasi alat dan ketrampilan, dan learning by doing.

Lantas, bagaimana jika setiap orang sudah memulai sebuah program dan ingin memperluas audiens  dan menjangkau yang baru?. Hal ini dielaborasi dalam “Growing a Video Program in the Liberty Movement” dan “Defining Your Audience,” yang memanfaatkan keahlian Daniel T. Richards (Return on Ideas, AS), Sean W. Malone (Foundation for Economic Education, U.S. ), dan Vale Sloane (Atlas Network, AS).

Peserta pelatihan mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka tentang menentukan siapa sebenarnya yang ingin dijangkau oleh program video mereka, mengembangkan pemirsa yang ada, dan menemukan pemirsa baru. Eksperimen sangat penting dalam upaya ini, kata para presenter. Jika data tentang apa yang disukai audiens pilihan Anda tidak tersedia, temukan sendiri, kata mereka. Manfaatkan metode seperti pengujian a/b untuk mengasah apa yang dicari audiens Anda. Seringkali, meningkatkan program membutuhkan dana tambahan, terkadang dari sumber yang ingin memastikan ada pengembalian yang jelas atas investasi tersebut. Sloane merekomendasikan untuk menanggapi kekhawatiran tersebut dengan pemahaman dan dengan menetapkan harapan yang jelas bagi para pemangku kepentingan.

Patrick Reasonover (Just Add Firewater, A.S.) dan Sloane membawakan materi “Messaging for Your Audiences”, sementara Lowe, Jaclyn Boudreau (Pacific Legal Foundation, AS), dan Claudia Murray menjelaskan “Storytelling for Your Mission”.

Kesimpulannya adalah, membuat film dokumenter atau animasi, pada intinya, media video adalah tentang bercerita. Cerita itu harus menarik bagi pemirsa untuk terus datang kembali untuk melihat lebih banyak lagi. Dalam sesi ini, bagaimana memastikan itu adalah cerita yang tepat untuk audiens sangat penting. Memutuskan kapan untuk tidak menceritakan sebuah cerita terkadang sama pentingnya dengan menemukan yang tepat untuk diceritakan.

Selanjutnya, Matt Wood, Viktorija Hill, dan Ben Gaskell mengeksplorasi lebih jauh tentang materi tentang “Technical Decisions: Thinking Like a Director and a Producer.” Hal yang dipelajari adalah dari  merinci diagram alur peran dan judul yang menakutkan dalam program produksi video, hingga menjawab pertanyaan tentang jenis kamera apa yang bekerja paling baik dalam situasi yang berbeda. Panel ini membantu peserta melihat gambaran besar dalam mengelola sebuah proyek. Bersamaan dengan itu, muncul pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana masing-masing dari mereka cocok dengan prosesnya. Bagaimanapun, tidak semua orang harus kreatif, dan tim produksi video membutuhkan semua jenis keahlian, selama semua orang di dalamnya tahu bagaimana mereka dapat berkontribusi terbaik.

Hari terakhir Lights, Camera, Liberty menghadirkan Jo Jensen (Iron Light Labs, AS) dan Daniel T. Mereka mengeksplorasi materi tentang “Marketing Your Films & Measuring Impact,” yang merupakan bagian penting dari upaya berbasis video.  Bagaimana merencanakan untuk mendistribusikan film  dan bagaimana ingin mengukur kesuksesan akan memandu banyak cerita, dan bahkan keputusan teknis yang dibuat pada sepanjang jalan.

Sebagai penutup, mendorong isu kebebasan dan memahami  audiens  sasaran sangat penting di tengah tantang zaman yang terus berubah. Membekali generasi dan berbagai profesi dengan ide-ide kebebasan adalah keniscayaan. Oleh karena itu, isu kebebasan dapat tersampaikan melalui berbagai macam platform kreatif yang menarik dan relevan, lewat kerja-kerja inovatif dan kolaboratif. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan lebih banyak dukungan dalam mempromosikan, merawat, dan melindungi kebebasan dimanapun kita berada. Salam kebebasan!

 

* Sumber: https://www.atlasnetwork.org/articles/lights-camera-liberty-2022