Artikel Dasar Libertarianisme kali ini membahas gagasan Leonard Read, Pendiri Foundation for Economic Education (FEE) mengenai Kepemimpinan Libertarian. Suara Kebebasan mengambil pembahasan mengenai hal ini dari artikel “Elements of Libertarian Leadership” yang ditulis oleh Gary M. Galles, Professor of Economics Pepperdine University dan adjunct scholar di Ludwig von Mises Institute, di portal mises.org*
Leonard Read adalah seorang pemimpin penting dalam gerakan libertarian sejak ia mendirikan Foundation for Economic Education (FEE) pada tahun 1946. Apa yang terutama menempatkannya dalam peran itu adalah komitmennya yang teguh terhadap kebebasan. Selain itu, keprihatinannya terhadap fakta bahwa tidak semua bentuk kepemimpinan dan pendidikan efektif dan konsisten dengan kebebasan. Isu ini secara luas dapat disimak dalam seluruh karyanya, yaitu berangkat dari topik utama dari Elements of Libertarian Leadership (1962).
Saat kepemimpinan politik Amerika yang jauh dari efektif dan memudarnya kebebasan warga negara, penting mempertimbangkan kembali kata-kata Read. Read menjelaskan bahwa solusi untuk menyelamatkan kebebasan individu pada dasarnya dibutuhkan dua penguasaan dua disiplin ilmu: filosofi kebebasan dan metodologi kebebasan. Filosofi kebebasan adalah aspek pemahaman tentang kebebasan dan metodologi adalah teknik, sarana, dan metode yang mana kebebasan dapat dilakukan.
Berbicara mengenai metode, jika setiap orang fokus pada pengembangan diri untuk menjadi orang yang sempurna (kebebasan individu—red), maka tidak akan ada yang saling campur tangan. Tanpa ada campur tangan, maka tidak akan ada sosialisme. Prinsip-prinsip tersebut perlu mempertimbangkan hal yang harus dikesampingkan, yaitu bahwa kebebasan tidak akan dan tidak dapat menjadi tindakan tanpa memperdulikan hal-hal yang mengurangi kebebasan manusia.
Read juga mengatakan, “Melakukan sesuka hati, jika melanggar kebebasan orang lain, bukanlah kebebasan sama sekali, hal itu adalah tirani. Tidak mungkin kebebasan terdiri dari negasi-negasi kebebasan. Kebebasan penuh berkaitan dengan masyarakat dan pemerintahan, adalah cita-cita yang harus dicari. Ini adalah tujuan yang harus selalu diingat, dan setiap penyimpangan darinya harus ditolak.” Ia juga menambahkan bahwa kebebasan individu adalah sarana dan tujuan dan juga objek puncaknya.
Meskipun demikian, hal di atas belum cukup untuk memajukan kebebasan di dunia, berjuang untuk mempertahankan kebebasan sama dengan berjuang untuk hidup itu sendiri. Seiring dengan berkembangnya kepercayaan bahwa paksaan adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan sesuatu, maka kepercayaan pada manusia yang mampu bertindak secara individu, bebas, sukarela, kompetitif, dan kooperatif akan menurun. Orang-orang kehilangan kepercayaan pada diri mereka sendiri untuk berkehendak bebas ketika pemerintah mengambil alih suatu kegiatan. Penurunan kepercayaan ini meningkatkan kekuatan kepercayaan pada otoritarianisme.
Jadi, apa jalan ke depan menuju kebebasan yang baru? Read menjawab bahwa harga yang harus dibayar untuk kebebasan adalah upaya intelektual dan spiritual yang diperlukan untuk memahami implikasi penuh dari gagasan yang diungkapkan dalam Declaration of Independence.
Manusia diberkahi oleh Sang Pencipta dengan hak-hak tertentu yang tidak dapat dicabut, diantaranya adalah kehidupan, kebebasan, dan mencapai kebahagiaan. Konsep ini membuat tidak mungkin kekuasaan apapun dari pemerintah di luar posisi prinsipnya. Ini membatasi kekuasaan pemerintah pada pelaksanaan kekuatan seperti yang secara moral terjamin terhadap setiap individu. Setiap individu adalah tujuan dalam dirinya sendiri. Tidak ada orang lain atau sekelompok orang, betapapun terorganisirnya, memiliki sanksi moral untuk ikut campur. Tidak ada orang yang berhak memaksa setiap orang.
Hambatan apa yang harus diatasi di sepanjang jalan itu, jika perluasan kebebasan yang substansial ingin diwujudkan? Read menjelaskan bahwa, mereka yang menolak untuk memerintah diri mereka sendiri biasanya cenderung untuk memerintah orang lain. Mengapa seseorang yang jelas-jelas tidak dapat mengatur dirinya sendiri, menyimpulkan bahwa dia kompeten untuk mengarahkan suatu bangsa atau seluruh dunia, ketika bahkan orang yang paling bijaksana pun akan merasa benar-benar tidak kompeten untuk proyek semacam itu? Pada akhirnya, semua kembali pada hal penting yaitu yang menghambat perkembangan potensi manusia adalah anti-kebebasan. Semua yang memajukan keutuhan atau kelengkapan individu sebagai manusia spiritual, moral, dan bijaksana adalah kebebasan dalam bertindak.
Jadi, apa sarana untuk memajukan kebebasan tanpa melanggar prinsip-prinsip kebebasan? Read menerangkan bahwa mendapatkan kebijaksanaan atau pemahaman tentang kebebasan tidak dipaksakan oleh manusia kepada manusia. Kemajuan cita-cita libertarian mengharuskan kita masing-masing memahami bahwa semakin tinggi tingkat tujuannya, semakin tinggi tingkat metodenya. Jika tujuannya adalah perluasan kesadaran orang lain atau peningkatan kebijaksanaannya, maka hanya metode tingkat tinggi yang bisa efektif.
Dari gagasan dan pemikiran Leonard Read dapat disimpulkan bahwa isu kepemimpinan, individu, dan negara adalah isu yang sangat penting. Setiap penyelenggaran negara di dunia pada umumnya menghadapi dinamika dan tantangan terhadap terus adanya gelombang anti-kebebasan. Gelombang ini menjadi tantangan tersendiri mulai dari skala terkecil yaitu individu hingga negara dalam skala yang besar. Dalam skala negara, dampak yang ditimbulkan menjadi sangat luas dan besar karena menegasikan kebebasan individu setiap orang yang berada di negara tersebut. Selain itu, dampak besar akan gelombang pemahaman ini juga tidak bisa dianggap biasa dalam kehidupan masyarakat internasional karena berpotensi melahirkan konflik antar negara.
Apa yang disampaikan oleh Read di atas menjelaskan bahwa gagasan dan pemikiran kepemimpinan libertarian menjadi sangat berguna untuk mengidentifikasi masalah-masalah terkait dengan tentangan kebebasan di belahan dunia manapun. Pandangan Read mengilhami bahwa gagasannya menjadi elemen penting untuk mengukur sekaligus menyelesaikan persoalan dalam kehidupan di dalam masyarakat hingga negara.
*Artikel ini diambil dari tulisan Gary M. Galles yang berjudul “Elements of Libertarian Leadership.” Link artikel: https://mises.org/power-market/elements-libertarian-leadership Diakses pada 6 Maret 2022, pukul 12.00 WIB.

Galang Taufani adalah Managing Editor di Suara Kebebasan. Galang adalah lulusan program Sarjana Hukum (2013) dan Magister Hukum (2016) di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Sebelum bergabung di Suara Kebebasan, Galang pernah bekerja sebagai wartawan, peneliti, dan dosen sejak tahun 2013. Galang menulis banyak karya berupa buku, jurnal, dan artikel ilmiah. Bidang yang digeluti olehnya, yaitu adalah bidang Hukum, Kebijakan Publik, Pajak, Filsafat, dan Sastra.