Adam Smith secara luas dianggap sebagai bapak ekonomi modern. Tapi ternyata bukan. Pendiri sebenarnya adalah saudagar Irlandia, bankir, dan petualang. Dia adalah Richard Cantillon (1680-1734) yang menulis risalah pertama tentang ekonomi lebih dari empat dekade sebelum Adam Smith menulis “The Wealth of Nations”. Risalah tersebut Cantillon namakan: “Essay sur la Nature du Commerce en General” atau (Essay on Economic Theory). Selesai sekitar tahun 1730 dan 1734, karya tersebut akhirnya diterbitkan di Perancis bertahun-tahun setelah kematiannya. Karya Itu tidak diterbitkan dan didistribusikan dalam bahasa Inggris sampai terjemahan Henry Higgs tahun 1932 dari edisi bahasa Perancis yang asli. Esai ini pada umumnya tidak diketahui sampai ditemukan kembali oleh William Stanley Jevons pada akhir abad ke-19.
Cantillon dikenal sebagai bankir Irlandia yang berpetualang di Perancis. Dia terlibat dalam kasus peggelembungan Mississipi John Law pada tahun 1717-20. Namun kemudian, dia dengan cerdik menjual semua sahamnya sebelum guncangan finansial meledak. Statusnya yang independen membuanya bisa menulis buku tentang ekonomi yang luar biasa, berjudul Essay on Economic Theory.
Dalam konteks pemikiran ekonomi klasik, yaitu analisis yang berpusat pada ekonomi pasar, kenyataannya sudah berkembang setengah abad sebelum “The Wealth of Nations” diterbitkan. Dan barangkali tidak berlebihan jika dikatakan bahwa perkembangan tersebut bukanlah di Inggris tapi di Perancis. “Para penulis Perancis, terlepas dari keragamannya harus ditetapkan bukan sebagai proto-Ricardian atau Smithian, tapi sebagai proto- “Austrian,” yaitu para pelopor pendekatan individualistik, mikro-ekonomi, deduktif, dan subjektif,” ungkap Rothbard.
Memang, esai Cantillon mempengaruhi Adam Smith, dan beberapa tokoh “physiocrat” (teori ekonomi yang dikembangkan oleh pencerahan Perancis) seperti Turgot dan Jean-Baptiste Say. Cantillon sangat berpengaruh di antara para ekonom Kontinental dan Inggris sampai terbitnya Wealth of Nations di tahun 1776. Namun, setelah publikasi karya tersebut, pengetahuan dan pengaruh Cantillon menjadi mangsa dari kebiasaan umum pasca-Smithian, yaitu mengabaikan setiap ekonom sebelum Adam Smith. Para generasi ekonom Austria berpendapat bahwa kebiasaan umum abad ke-20 untuk mengabaikan pengetahuan para ekonom sebelum Adam Smith melakukan ketidakadilan yang serius terhadap para ekonom sebelumnya.
Sementara penemuan kembali Cantillon di tangan Jevons telah memberi esai tentang beberapa pengakuan historis – termasuk menstimulasi penyelidikan sejarah lebih lanjut tentang kehidupan Cantillon dan analisis tambahan tentang teorinya – upaya ini sayangnya terbukti agak terbatas. Selanjutnya, meski muncul kritik terhadap Adam Smith pada pertengahan abad ke-20, “The Wealth of Nations” terus dipuja sebagai fondasi studi ekonomi politik. Dengan demikian, sampai hari ini, karya Cantillon tersebut tidak mendapat perhatian yang pantas.
Gambaran Umum Metodologi Richard Cantilon
Ciri khas dari esai Cantillon adalah metodologi yang ia gunakan. Tujuan Cantillon adalah untuk mempelajari hubungan fenomena ekonomi melalui penalaran deduktif yang bebas nilai. Sementara perdebatan tentang apakah Cantillon adalah seorang merkantilis atau bukan – karena ia kadang menampilkan sikap merkantilis – pendekatannya pada ilmu ekonomi akhirnya bebas nilai dan membuat dia terpisah dari semua ekonom utama lainnya di jamannya.
Salah satu alasan mengapa Cantillon adalah ekonom modern pertama adalah bahwa dia berupaya memisahkan analisis ekonomi dari kaitannya dengan masalah etika dan politik. Sebab, keyakinan merkantilis yang dominan dalam pemikiran ekonomi selama dua abad sebelumnya, telah menggunakan analisisnya untuk melayani tujuan politik, baik dalam mensubsidi kepentingan tertentu atau dalam membangun kekuatan negara. Ini juga terkait dengan tradisi Skolastik abad pertengahan dan Renaissance yang dikenal memiliki kebijaksanaan yang tinggi, yang ikut memasukkan analisis ekonomi mereka ke dalam kerangka moral dan teologis.
Memisahkan analisis ekonomi dari etika, politik, atau bahkan data ekonomi yang konkret tidak berarti bahwa ini tidak penting atau tidak boleh dilibatkan. Karena tidak mungkin menentukan etika kehidupan ekonomi seperti, apa yang seharusnya atau tidak boleh dilakukan oleh pemerintah, tanpa mengetahui bagaimana pasar bekerja. Tapi Cantillon sepertinya secara samar-samar melihat kebutuhan ini semata-mata untuk analisis ekonomi.
Richard Cantillon telah mengembangkan semacam metode abstraksi dan pendekatan yang sistematis dalam ilmu ekonomi, yang mana ia menggunakan metode atau pendekatan “ceteris paribus”. Melalui metode analitik ini, dia menemukan hubungan sebab-dan-efek “alami” dalam ekonomi pasar. Perancis pada zaman Cantillon adalah sebuah negara dengan perkebunan feodal besar, hasil dari penaklukan berabad-abad sebelumnya. Maka Cantillon dengan cemerlang memulai analisis ekonomi di esai-nya dengan anggapan bahwa seluruh dunia terdiri dari satu perkebunan raksasa. Dalam konstruksinya yang mencerahkan, Cantilon berkesimpulan bahwa semua produksi bergantung pada keinginan, yang akan memberitahu semua orang atau produsen tentang apa yang harus diproduksi. Dengan kata lain, produksi tergantung pada permintaan.
Selain itu, Ia mempunyai pandangan yang maju tentang sumber kekayaan ekonomi. Pada paragraf pembuka dalam esai-nya, dia menulis: “Land is the source or matter from which all wealth is drawn; man’s labor provides the form for its production, and wealth in itself is nothing but the food, conveniences, and pleasures of life.”
Lebih jauh ia membedakan dirinya dari ilmuwan masa lalu melalui wawasannya tentang inflasi. Ketika Potter and Law memperkirakan peningkatan produktivitas sebagai akibat dari kenaikan pasokan uang dan oleh karena itu tingkat harga yang stabil, Cantillon justru fokus pada aspek mikro inflasi moneter. Dalam banyak hal, fokus ini adalah awal mula bagi penekanan mazhab Austria pada inflasi, yang bertentangan dengan inflasi harga dalam pandangan umum.
Dan yang paling khas, selain teorinya tentang populasi, hubungan moneter internasional, dan teori nilai, teori kewiraswastaan Cantilon terbukti sangat menakjubkan. Seperti dalam kasus Frank Knaigt dan kaum Austrian modern lainnya, teori kewiraswastaan Cantillon berfokus pada fungsi wirausaha, perannya sebagai pembawa ketidakpastian di pasar dan bukan – seperti dalam kasus Joseph Schumoeter–pada aspek kepribadiannya.
Ekonom Austria, Murray N. Rotbard sangat kritis terhadap para ekonom yang menafikkan Richard Cantilon melalui bukunya (An Austrian Perspective on the History of Economic Thought, vol. 1, Economic Thought Before Adam Smith, 1995). Rothbard mengatakan bahwa para ekonom pra-Smith yang sempat hilang, dalam banyak hal jauh lebih baik daripada Adam Smith.
Ketika mereka hilang dari diskursus ilmu ekonomi, ekonomi yang benar-benar sehat telah hilang setidaknya selama satu abad. Dalam banyak hal, seperti yang akan kita tahu, Adam Smith membelokkan ekonomi dari ekonomi tradisi kontinental yang dimulai dengan tradisi Skolastik abad pertengahan dan kemudian berlanjut melalui penulis Perancis dan Italia abad ke-18 dari jalur yang benar. Smithian atau “ekonomi klasik”, seperti yang dikatakan Rothbard, terperosok dalam analisis agregatif, teori nilai biaya produksi, keadaan ekuilibrium statis, dikotomi artifisial “mikroekonomi-” dan “makroekonomi,” dan keseluruhan muatan analisis holistik dan statis.
Sejak ekonomi sebelum Smith dilupakan, memungkinkan ekonomi klasik Smithian menguasai pemikiran ekonomi selama seratus tahun. “Revolusi marjinal” pada tahun 1870-an, terutama teori Austria yang dimulai pada dekade itu, dalam banyak hal mengembalikan ekonomi ke jalur yang sejajar, ekonomi mikro, prinsip subyektifitas, dan individualisme di benua Eropa. Bukan kebetulan bahwa gagasan Cantillon sendiri ditemukan kembali pada tahun 1881 oleh ekonom Inggris W. Stanley Jevons, yang dengan senang hati ingin menemukan kembali ekonom yang hilang yang dikubur oleh ortodoksi Smith-Ricardo yang dominan.
Mempelajari esai Richard Cantillon , dan membandingkannya dengan karya lainnya, akan memberi kepada kita sudut pandang ilmu ekonomi yang lain. Yang terpenting, perbedaan antara esai Cantillon dan sebagian besar ekonomi Smithian pada abad berikutnya telah menunjukkan bahwa dasar teori ekonomi saat ini tidak setepat yang diyakini. Perbedaan antara teori ekonomi Smith dan Cantillon menyiratkan bahwa semua ekonomi – dan semua aliran pemikiran – perlu dilihat dan dipertimbangkan kembali keabsahan akar teoritis dan premis mereka.

Hendra Mangopa adalah anggota yang aktif di lingkaran Mises Club Indonesia dan penggiat di Amagi Indonesia, Organisasi Non Pemerintah yang didasarkan pada prinsip Libertarianisme, ingin membawa tradisi pemikiran Mazhab Austria ke dalam perbincangan ekonomi kita saat ini. Upaya Amagi diawali dengan pembukaan lingkaran studi bernama Mises Club Indonesia yang berpusat di Manado, Sulawesi Utara.