Judul Asli : Libertarianisme: Perspektif Kebebasan atas Kekuasaan dan
Kesejahteraan
Penulis : Kontributor dan Editor Suara Kebebasan
Editor : Tim Editor Suara Kebebasan
Jumlah Halaman : 188 halaman
Tahun Terbit : 2019
Penerbit : Suara Kebebasan
Kata Pengantar
Oleh: Poltak Hotradero
Buku ini mengangkat tema besar bagaimana supremasi individu menjadi penangkal berkembangnya tirani mayoritas yang kerap menghinggapi negeri-negeri yang baru melangkah ke dalam iklim demokrasi. Secara sembrono, ditariknya garis antara kita dan kaum liyan serta kepentingannya – kerap mengabaikan kenyataan bahwa dalam kesendirian semua orang adalah minoritas, dan justru itulah bangun paling mendasar dalam demokrasi dan unsur yang paling perlu dilindungi. Kegagalan melindungi unsur terpenting ini adalah kesungguhan gagalnya berdemokrasi secara utuh.
Tentu buku ini pun tidak tercerai dari pembahasan tentang “harm principle”, yang menurutkan alur berpikir bahwa kebebasan laku setiap orang adalah sejauh terhindarnya harm (kerugian material) atas orang lain. Di era derasnya informasi dan meluasnya akses internet, merebak dorongan untuk meregulasi aliran berita bohong dan disinformasi, namun hasrat ini kerap tergagap-gagap pada pegangan prinsip dasar sekaligus abai atas risiko yang mungkin terjadi. Pada keadaan ini “harm principle” sebagai nilai-nilai liberalisme klasik mungkin dapat menjadi jawaban.
Di bidang ekonomi, buku ini menarik garis pembeda sangat tegas antara sosialisme dengan demokratisasi ekonomi. Alih- alih memperluas kesejahteraan, sosialisme justru menum- pukkan kekayaan dan kemakmuran pada segelintir elit. Di sisi lain, kapitalisme sebagai sistem produksi dan mekanisme umpan balik efektif melalui ekonomi pasar – telah menciptakan kesejahteraan sekaligus demokratisasi ekonomi secara seketika. Sifat modal yang tak terdiskriminasi dan partisipatif adalah daya bangun ekonomi pasar sekaligus bentuk mekanisme efektif mengatur alokasi sumber daya terbatas dan insentif bagi munculnya persaingan yang didorong akal.
Lebih jauh, buku ini juga mengkritik perencanaan terpusat dalam ekonomi, sebagaimana dijabarkan oleh Friedrich Hayek di dalam esai berjudul The Use of Knowledge in Society pada tahun 1945. Hayek tegas menyebutkan bahwa persoalan terbesar ilmu ekonomi adalah perihal alokasi sumber daya: bagaimana mengalokasikan sumber daya seefektif dan seefisien mungkin kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan dan keinginan yang berbeda-beda. Tapi preferensi dan tindakan manusia bukanlah data mentah sebagaimana yang kerap diasumsikan dalam ilmu-ilmu pengetahuan alam. Tindakan manusia tidak bersifat ajeg dan lentur terhadap perubahan situasi yang bersifat partikular. Hayek menyebutkan bahwa ada satu cara paling efektif untuk melakukan alokasi sumber daya yang optimum, yakni melalui desentralisasi.
Tidak sekadar memberikan solusi dan gagasan alternatif, buku ini juga memberikan kritik terhadap sosialisme populer Indonesia. Popularitas sosialisme kerap berakar pada ide-ide populis yang tercerai logika dan argumen dasar ilmu ekonomi.
Satu tulisan di buku ini menjelaskan mengapa negara sosialis cenderung totaliter, seperti layaknya Kuba, Venezuela, Uni Soviet, China di masa Mao, ataupun Indonesia di masa Soekarno. Kesemua contoh negara tersebut menerapkan kebijakan ekonomi terpusat, dimana aktivitas dan jalannya perekonomian diatur berdasarkan desain ciptaan “sang pemimpin besar”. Di dalam negara sosialis, totalitarianisme adalah konsekuensi logis dari prinsip dasar sosialisme itu sendiri. Ini karena prinsip dasar dari sosialisme yakni nasionalisasi alat-alat produksi, mengimplikasikan perlunya perencanaan terpusat (central planning) dan peran aktif pemerintah dalam aktivitas ekonomi, yang kerap tanpa disadari adalah suatu bentuk diskriminasi ekonomi.
Pada akhirnya, saya merekomendasikan buku ini kepada semua pihak yang menaruh minat pada gagasan Indonesia yang lebih bebas. Pelajaran yang dibahas di dalam buku ini sangat bermanfaat untuk dibahas lebih lanjut dalam konteks yang lebih khusus, terutama berkaitan dengan kepentingan publik di Indonesia. Tujuan dari ikhtiar-iktiar ini adalah semata agar kebebasan tidak cuma mengawang-awang namun dapat menanamkan akar kuatnya di Bumi Pertiwi.
Download buku disini:

Haikal Kurniawan merupakan editor pelaksana Suara Kebebasan dari Januari 2020 – Januari 2022. Ia merupakan alumni dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Haikal menyelesaikan studinya di Universitas Indonesia pada tahun 2018 dengan judul skripsi “Warisan Politik Ronald Reagan Untuk Partai Republik Amerika Serikat (2001-2016).”
Selain menjadi editor pelaksana dan kontributor tetap Suara Kebebasan, Haikal juga aktif dalam beberapa organisasi libertarian lainnya. Diantaranya adalah menjadi anggota organisasi mahasiswa libertarian, Students for Liberty sejak tahun 2015, dan telah mewakili Students for Liberty ke konferensi Asia Liberty Forum (ALF) di Kuala Lumpur, Malaysia pada tahun bulan Februari tahun 2016, dan Australian Libertarian Society Friedman Conference di Sydney, Australia pada bulan Mei 2019. Haikal saat ini menduduki posisi sebagai salah satu anggota Executive Board Students for Liberty untuk wilayah Asia-Pasifik (yang mencakup Asia Tenggara, Asia Timur, Australia, dan New Zealand).
Haikal juga merupakan salah satu pendiri dan koordinator dari komunitas libertarian, Indo-Libertarian sejak tahun 2015. Selain itu, Haikal juga merupakan alumni program summer seminars yang diselenggarakan oleh institusi libertarian Amerika Serikat, Institute for Humane Studies, dimana Haikal menjadi peserta dari salah satu program seminar tersebut di Bryn Mawr College, Pennsylvania, Amerika Serikat pada bulan Juni tahun 2017.
Mewakili Suara Kebebasan, Haikal juga merupakan alumni dari pelatihan Atlas’s Think Tank Essentials yang diselenggarakan oleh Atlas Network pada bulan Februari 2019 di Colombo, Sri Lanka. Selain itu, ia juga merupakan alumni dari workshop International Academy for Leadership (IAF) yang diselenggarakan oleh lembaga Friedrich Naumann Foundation di kota Gummersbach, Jerman, pada bulan Oktober 2018.
Haikal dapat dihubungi melalui email: haikalkurniawan@studentsforliberty.org.
Untuk halaman profil Haikal di Students for Liberty dapat dilihat melalui tautan ini.
Untuk halaman profil Haikal di Consumer Choice Center dapat dilihat melalui tautan ini.